Mohon tunggu...
Risna Suci Muryanti
Risna Suci Muryanti Mohon Tunggu... Editor - Cipatat, Bandung, Indonesia

Be Yourself

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kritik: Cinta Itu Tak Pernah Mengenal Usia dan Butuh Sebuah Kejujuran

6 Maret 2020   08:38 Diperbarui: 6 Maret 2020   08:43 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Novel "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye" merupakan novel yang digemari pembaca dalam kesusasteraan Indonesia.

Novel ini mengisahkan kehidupan kakak beradik Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan. Kehidupan mereka berubah setelah bertemu dengan seorang pria bernama Danar. Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti malaikat. Tania sangat mengagumi Danar karena selain baik, dia juga punya wajah yang menawan.

Suatu ketika Danar memberikan mereka rumah kontrakan sehingga Tania, Dede dan ibunya tidak perlu lagi tinggal di rumah kardus. Tania dan Dede bisa kembali sekolah dan ibunya berjualan kue. Mereka pun semakin dekat seperti keluarga. Suasana agak berubah ketika Danar membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti perasaan itu.

Kebahagiaan mereka berkurang saat ibu Tania meninggal. Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawab menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Semua pengalaman hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih dewasa dari gadis-gadis lain seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga semakin jelas. Lambat laun Tania tahu, perasaan itu bernama cinta.

Tapi cinta Tania terhadap Danar tidaklah mudah. Bertahun-tahun mereka bersama dalam status kakak adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14 tahun. Bagi ABG seperti Tania, jatuh cinta kepada pria yang jauh lebih tua darinya cukup membuatnya pusing. Sisi remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati. Ia memutuskan untuk tidak hadir dalam pernikahan mereka meskipun Danar dan Ratna telah membujuknya.

Beberapa waktu berselang, Tania tahu bahwa kehidupan rumah tangga Danar dan Ratna tidak bahagia. Ratna bercerita kepada Tania bahwa Danar telah banyak berubah. Danar menjadi pendiam dan seringkali tidak berada di rumah. Ratna tahu ada sesuatu yang menghalangi mereka, ada seseorang di antara ia dan Danar tapi ia tidak pernah tahu siapakah bayangan itu. Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel "Cinta Pohon Linden" yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil seperti Tania.

Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.

Menurut saya ceritanya klise, agak mirip sinetron. Karya Tere Liye yang lainnya selalu bisa membuat saya betah membaca tanpa ada keinginan untuk melompati masing-masing bagian cerita. Tapi ketika membaca novel ini, berkali-kali saya lewatkan bagian-bagian yang terasa membosankan. Berbeda dengan karya Tere Liye yang lain, yang meskipun sederhana tapi bisa terasa istimewa lewat penuturannya yang apa adanya. Tapi tetap saja novel ini memberikan pelajaran. Terutama filosofi "daun yang jatuh tak pernah membenci angin". Apapun yang kita alami, jangan pernah menyalahkan keadaan.

Kelemahan lain dari novel ini sepertinya Tere Liye tidak memakai Editor atau penyunting dalam penerbitan novelnya, saya tidak melihat nama editor di halaman ISBNnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa kalimat rancu dan kurang efektif di dalamnya. Apalagi tanda bacanya banyak sekali yang terlewatkan. Tapi, semua itu tidak mengurangi makna ceritanya.

Novel ini cukup membuka mata kita bahwa cinta tak pernah mengenal usia dan cinta butuh suatu kejujuran sekalipun pahit rasanya harus kita katakan sebelum akhirnya cinta itu justru menyakiti orang-orang yang kita sayangi. Novel ini dibuat seperti teka-teki pada alur cerita dan pada nama tokohnya, sehingga membuat pembacanya penasaran untuk terus membaca novel ini sampai selesai. Meskipun begitu, alur campuran yang digunakan kadang cukup membuat pembacanya menjadi cukup kesulitan. Bagian akhir cerita yang tidak digambarkan secara jelas juga membuat pembacanya menafsirkan ending yang berbeda-beda sesuai kemauannya.

Kelebihan novel ini, banyak sekali tentunya. Tere Liye berhasil mengajak pembaca untuk memiliki logika berpikir yang lebih rasional dan berbeda. Mengambil kesimpulan tidak hanya dari satu sudut pandang, tapi lihatlah sudut pandang lainnya. Dengan demikian, segalanya akan terasa adil dan masuk akal. Dan kamu akan menerima segala sesuatunya dengan lapang tanpa membantah, seperti daun yang tidak pernah membenci angin yang menerbangkannya ke sana kemari. Kita harus menerima takdir dan garis kehidupan yang ditentukan Tuhan. Karena apapun yang terjadi, hidup harus terus berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun