Mohon tunggu...
Risna Nugroho
Risna Nugroho Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger, Ibu Rumah Tangga, Homeschooler, Chiang Mai, Thailand, tulisan lainnya di blog.compactbyte.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kegalauan Orang Tua Terkait Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Pandemi

2 Juni 2020   00:23 Diperbarui: 2 Juni 2020   00:19 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca buku sebagai kegiatan belajar anak usia dini di rumah (sumber: dokpri)

taman kanak-kanak

Karena penasaran, saya akhirnya mencari tahu seperti apa sih muatan kurikulum pendidikan anak usia dini itu? Kalau mau lengkapnya, bisa dibaca di situs kemdikbud. Di sini saya akan sertakan tangkapan layar dari inti muatan kurikulumnya saja. 

Muatan Kurikulum PAUD menurut Permendikbud 146 Tahun 2014 (Sumber: paud.kemdikbud.go.id)
Muatan Kurikulum PAUD menurut Permendikbud 146 Tahun 2014 (Sumber: paud.kemdikbud.go.id)
Tidak ada disebut di PAUD dan TK itu tempat untuk belajar baca, tulis, berhitung (calistung). Ironisnya, banyak saja sekolah yang menerima murid SD mewajibkan anaknya sudah bisa baca, tulis, dan berhitung. 

Seorang teman malah bercerita, kalau tahun lalu ketika dia mendaftarkan anaknya ke SD Negeri, anaknya diwajibkan sudah bisa calistung, akhirnya dia mencari SD Swasta yang menerima anak tanpa syarat calistung tersebut.

Karena banyak sekolah yang memberikan syarat anak masuk SD bisa calistung ini lah yang menyebabkan orang tua akhirnya berpikir kalau pendidikan anak usia dini itu wajib juga. Saya dengar bahkan ada beberapa SD yang membuat salah satu persyaratan masuk ke sekolah tersebut berupa ijazah TK.

Saya dulu mengirimkan anak ke PAUD terutama supaya anak punya teman bermain, selain itu supaya saya punya waktu untuk diri sendiri. Nah kalau mendaftarkan anak ke PAUD, lalu akhirnya harus mengajar/mendampingi anak di rumah, mendingan duit sekolahnya saya kantongi untuk beli mainan anak.

Mengajar anak usia dini itu sebenarnya tidak sulit. Kurikulumnya juga sederhana. Ajak mereka bermain, ajak mereka bercerita, bacakan buku, beri mereka kertas dan pensil warna atau papan tulis untuk mereka berkarya.

Untuk aspek agama, ya tentunya ajarkan mereka melakukan ibadah agama kita sejak dini. Aspek sosial bisa dengan diajak berkomunikasi dan setiap dibacakan buku sambil diajarkan nilai-nilai yang baik dan tidak baiknya. Aspek pengetahuan dan ketrampilan tentunya lagi-lagi dari pengamatan sekitar dan bermain.

Ide untuk mengajak anak bermain itu ada banyak sekali di internet, dan kebanyakan tidak butuh banyak persiapan. Bahkan dari karet gelang yang banyak di dapur saja bisa untuk jadi alat bantu belajar.

Kalau anaknya tertarik baca tulis berhitung apakah harus dilarang? ya tidak, kalau memang mereka tertarik ya kita kenalkan. Anak saya yang kecil tidak pernah saya ajari membaca, kami hanya membacakan buku saja dari kecil. Dia tertarik dengan huruf dan angka, ya kami berikan mainan dan dia susun sendiri menjadi huruf dan angka. Sekarang belum 5 tahun dia cukup lancar membaca dan berhitung.

Contoh-contoh kegiatan bermain dengan anak usia dini sudah pernah banyak saya tulis di blog, tapi beberapa hal yang kami lakukan belakangan ini bisa dilihat di foto-foto berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun