Mohon tunggu...
Risma Kurlita
Risma Kurlita Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Semarang

Saya adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi di Universitas Semarang yang memiliki ketertarikan mendalam dalam dunia penulisan. Saat ini, saya fokus pada pengasahan keterampilan menulis untuk menyampaikan ide dan informasi secara efektif dan menarik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gema Angklung Ramaikan CFD Simpang Lima, Semarang

22 Juni 2025   12:15 Diperbarui: 22 Juni 2025   20:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pengunjung CFD mencoba memainkan angklung ( Kredit Foto : Risma Kurlita Mahasiswa Universitas Semarang)

Suara Bambu Bergema di Jalan Pahlawan dalam Dies Natalis ke-38 Universitas Semarang.

Semarang, 22 Juni 2025 -Suasana Car Free Day (CFD) di kawasan Jalan Pahlawan, Simpang Lima, Semarang, pagi itu terasa berbeda. Bunyi bambu yang saling bersahutan mengalun harmonis mengisi udara segar pagi hari. Dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Semarang (USM) yang ke-38, mahasiswa Ilmu Komunikasi FTIK USM menghadirkan sebuah kampanye budaya bertajuk "Gema Angklung: Getar Bambu, Suara Nusantara".

Acara yang berlangsung dari pukul 06.00 hingga 10.00 WIB ini berhasil menyedot perhatian masyarakat yang sedang berolahraga maupun sekadar menikmati suasana CFD. Mereka tak hanya menjadi penonton, tetapi juga diajak untuk memainkan langsung alat musik tradisional angklung, yang dikenal sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia.

Foto pengunjung CFD mencoba memainkan angklung ( Kredit Foto : Risma Kurlita Mahasiswa Universitas Semarang)
Foto pengunjung CFD mencoba memainkan angklung ( Kredit Foto : Risma Kurlita Mahasiswa Universitas Semarang)

Dalam sambutannya, dosen pengampu mata kuliah Public Relations, Ayang Fitrianti, S.S., M.I.Kom., menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan menghibur, tetapi juga mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya melestarikan budaya lokal.

Acara diawali dengan lagu daerah yaitu Manuk dadali yang dibawakan menggunakan angklung, menciptakan suasana nasionalisme yang berpadu indah dengan semangat budaya.

Setelah itu, perwakilan dari Komunitas Putra Angklung Semarang memberikan edukasi tentang sejarah, filosofi, serta cara memainkan angklung. Suasana menjadi lebih hidup saat ratusan peserta dari berbagai usia mencoba memainkan nada-nada sederhana bersama-sama.

Interaksi pengunjung CFD dengan tim Gema Angklung (foto kredit : Risma Kurlita Mahasiswa Universitas Semarang)
Interaksi pengunjung CFD dengan tim Gema Angklung (foto kredit : Risma Kurlita Mahasiswa Universitas Semarang)

Tak hanya pertunjukan, kampanye budaya ini juga menyuguhkan berbagai permainan edukatif, seperti "Tebak Nada" dan "Kuis Angklung" yang berhasil menciptakan interaksi penuh keceriaan antara panitia dan pengunjung.

"Saya datang untuk jogging, tapi malah ikut main angklung. Baru tahu kalau ternyata mainnya seru dan nggak sesulit yang saya kira," ungkap Rian (32), salah satu pengunjung CFD.

Suasana makin meriah saat pertunjukan angklung membawakan lagu-lagu daerah dan populer, seperti "Ampar Ampar Pisang "Stecu Stecu", "Perahu layar". Banyak anak-anak dan remaja terlihat antusias mengikuti irama, bahkan ikut bernyanyi dan berjoget di depan stand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun