Mohon tunggu...
Riski Pratama
Riski Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Buruh Harian diri Sendiri dan Penjinak Isu dengan tulisan yang tidak berfaedah

Belajarlah dari kesalahan. Jika kau belajar dari kebenaran maka tak ada yang namanya proses. Jika Ragu Pulang Saja !!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merefleksikan Amanat Konstitusi "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa"

7 Agustus 2022   21:56 Diperbarui: 7 Agustus 2022   21:59 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan menjadi modal dasar bagi seseorang untuk mengembangkan masa depannya, meskipun pada dasarnya Pendidikan tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur seseorang untuk dapat sukses. Hal ini tentunya menjadi gonjang-ganjing basi di nusantara tercinta kita, dimana Pendidikan disepelekan karena sama halnya berjudi. Hah ? bagaimana bisa Pendidikan sama halnya berjudi ?. 

Maksudnya adalah berinvestasi dengan membayar biaya pendidikan adalah investasi bodong yang kita tidak pernah tau setelah berinvestasi sekian banyaknya di pendidikan nantinya kita akan mendapatkan apa, sehingga sama halnya dengan kita berjudi karena sama-sama tidak mengetahui hasil akhirnya apakah beruntung atau buntung.

Stigma Pendidikan yang seperti ini seharusnya sudah mulai harus dikikis, karena bagimanapun juga, Pendidikan memiliki probabilitas dapat membuat perubahan pada kehidupan seseorang. Hal ini bukanlah hanya omong kosong, karena jika mau kita sadari bahwa sangat banyak orang sukses dengan latar belakang Pendidikan yang memadai. Hal ini tentunya dapat menjadi refleksi untuk menanamkan keoptimisan bahwa Pendidikan dapat menjadi jalan bagi seseorang yang menginginkan kehidupan layak di masa depan.

Permasalahan Pendidikan sebenarnya di bumi Indonesia tercinta kita adalah tidak adanya akses yang sama bagi setiap orang untuk memperoleh Pendidikan yang memadai. Problematika ini tentu berangkat dari kondisi sosial dan ekonomi Indonesia yang masih tergolong timpang, karena jumlah kemiskinan yang cukup besar dan biaya Pendidikan yang cukup mahal. Hal ini mengakibatkan masyarakat berfikir ulang untuk mengenyam bangku Pendidikan terlebih sampai pada tingkatan Pendidikan tinggi.

Padahal jika dilihat secara seksama bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa adalah mandat yang diamanahkan oleh konstitusi kita untuk dilaksanakan. Secara tidak langsung ada tanggung jawab pemerintah atas ketersediaan akses yang sama bagi setiap orang dan dijamin oleh negara untuk mendapatkan fasilitas Pendidikan yang memadai. Lantas bagaimana pemerintah mengupayakan untuk mewujudkan amanat konstitusi ini ?

Pemerintah memberikan jalan keluar dengan cara membuat program-program beasiswa yang dapat diakses oleh seluruh orang dengan syarat dan kualifikasi tertentu. Namun, penulis memandang bahwa persyaratan dan kualifikasi ini terbilang memberatkan bagi seseorang yang sedari awal sudah tidak punya akses kepada Pendidikan dan literasi beasiswa. Contohnya adalah, bagaimana bisa seseorang dari daerah terpencil dan pedalaman dapat mendapatkan program beasiswa jika kualifikasi pemerintah terkait beasiswa tidak membuka peluang agar mereka dapat memenuhinya, seperti kualifikasi harus dari lulusan sekolah top 10. 

Bukankah hal ini akan sama saja, mereka tidak akan dapat mengakses Pendidikan ?. Tentunya pemerintah harus membuat program baru dengan mengkhususkan bagi daerah-daerah yang belum mendapatkan fasilitas Pendidikan secara layak.    

Tulisan ini bukan mau menyalahkan program yang dibuat oleh pemerintah, akan tetapi ini menjadi bahan evaluasi bersama, bahwa ada tanggung jawab anak bangsa juga dalam mewujudkan Indonesia yang cerdas dan punya fasilitas Pendidikan yang memadai. Hal ini tentunya menjadi refleksi bersama juga, bahwa biaya Pendidikan di Indonesia masih sangat mahal dan menjadi salah satu sebab tidak meratanya Pendidikan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun