Wilayah Gaza, Palestina, masih dilanda musim dingin. Curah hujan terus meningkat dan suhu rata-rata bisa turun drastis. Dengan suhu tersebut, banyak warga Gaza yang mayoritas adalah keluarga miskin, terancam mengalami hipotermia karena suhu yang terlalu rendah.
Atas kondisi tersebut, pertengahan Februari ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggelar aksi distribusi bantuan mesin penghangat ruangan untuk warga miskin di Gaza. Distribusi dilakukan di dua tempat, yakni Al Amreekiya di Kota Gaza, dan Khan Younis di Gaza Selatan.
Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Response ACT, menjelaskan, sedikitnya 360 warga Gaza menjadi penerima manfaat dalam aksi ini. Seluruhnya merupakan keluarga yang tempat tinggalnya sangat memprihatinkan. Bangunan rumah mereka ala kadarnya, dengan lubang di berbagai sisi. Membuat angin musim dingin dapat dengan mudah masuk ke dalam rumah.
"Hipotermia merupakan kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal. Kondisi ini harus mendapatkan penanganan, karena dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan fungsi organ lain dalam tubuh. Dengan mesin ini, tubuh bisa menghangat karena mendapat panas eksternal. Insyaallah, akan mencegah warga Gaza terserang hipotermia," jelas Said, Sabtu (19/2/2022).
Berbeda dengan mesin penghangat pada umumnya, Said menyebut, mesin yang didistribusikan ini merupakan penghangat ruangan yang menggunakan tabung gas. Tabung gas ini dapat diisi ulang tanpa listrik. Sehingga, penggunaan lebih aman dan mampu menghemat biaya.
"Sebab, dalam beberapa kasus, mesin penghangat ruangan yang menggunakan listrik, mengalami korsleting dan akhirnya rusak. Bahkan, bisa meledak dan melukai orang di sekitar," kata Said.
Bantuan penghangat ruangan ini merupakan yang kedua dalam musim dingin di Palestina pada tahun ini. Bantuan sebelumnya diberikan pada akhir Desember lalu ke ratusan warga di Beit Lahia, Gaza Utara dan Alshojaia di Timur Gaza.[]