Indonesia merupakan negara yang sangat beragam. Tidak hanya suku dan budaya, perilaku dan kepercayaan yang dianut pun juga beragam. Karena itu pula, para pendiri bangsa ini memilih dasar negara yang memang lahir dalam budaya Indonesia. Pancasila yang mempunyai lima sila, disepakati menjadi dasar negara dan falsafah hidup bangsa. Semangat bhineka tunggal ika, juga memperkuat solidaritas antar sesama. Meski berbeda-beda, semuanya tetap satu, Indonesia. Semangat yang dikenalkan para pendiri ini semestinya harus tetap kita jaga dan lestarikan.
Namun, bagi sebagian orang justru melihat sebaliknya. Keberagaman itu justru dimaknai sebagai sumber persoalan. Kerukunan yang selama ini terjadi mulai diganggu dengan adanya ujaran kebencian.Â
Provokasi bernuansa SARA kembali bermunculan. Terlebih dalam perhelatan politik seperti sekarang ini, hate speech trend nya terus mengalami peningkatan. Dan yang lebih memprihatinkan, praktek tersebut justru dilakukan oleh generasi penerus bangsa. Demi mendapatkan keuntungan secara ekonomi, mereka rela merusak kerukunan dan toleransi yang selama ini telah terjaga.
Ujaran kebencian ini merupakan bibit intoleransi. Dan intoleransi ini merupakan bibit radikalisme yang bisa menciptakan aksi-aksi terorisme. Perlu komitmen semua pihak, untuk meredam maraknya kebencian yang sering muncul ini.Â
Bibit kebencian ini tidak hanya muncul di dunia maya. Tapi juga terus ada dan menguat di dunia nyata. Bahkan, tempat ibadah pun mulai sering disusupi oleh bibit kebencian ini. Mungkin kita masih ingat ketika pilkada DKI Jakarta tahu lalu. Banyak masjid yang memasang spandung berisi kebencian dan provokasi. Beberapa khotbah nya pun juga seringkali disusupi pesan kebencian.
Ketika itu, kementerian agama pun berkali-kali mengingatkan agar tempat ibadah jangan digunakan sebagai media untuk menyebar kebencian. Bahkan, wacana untuk mengeluarkan sertifikasi bagi ulama sempat muncul dan menuai polemik di tengah masyarakat. Pertanyaannya, apakah pesan kebencian itu sudah tidak ada yang disebarkan di tempat ibadah? Mari kita saling mengingatkan, jika memang ada tempat ibadah yang masih menyebarkan kebencian. Tidak ada salahnya untuk saling mengingatkan. Atau setidaknya melaporkan ke aparat yang berwenang.
Apapun agama kita, apapun suku kita, dan apapaun budaya kita, mari kita saling menghargai dan menghormati. Jangan lagi ada kebencian dalam hati. Kita semua adalah manusia ciptaan Tuhan. Kita semua adalah warga negara republik Indonesia.Â
Tuhan menganjurkan kepada seluruh umat manusia, untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Sedangkan budaya di Indonesia menganjurkan untuk saling menghormati dan menghargai antar sesama.Â
Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, pada dasarnya selaras dengan anjuran Tuhan. Lalu kenapa diatara kita masih saling membenci? Mari kita introspeksi. Karena kita bersaudara, semestinya tidak perlu saling caci dan membenci. Karena kita bersaudara, jangalah saling adu domba. Karena selain tidak dibenarkan secara agama, perbuatan tersebut juga berpotensi memunculkan konflik yang tidak perlu.