Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menanamkan Cinta Damai Sejak dari Pikiran

11 Mei 2018   06:51 Diperbarui: 11 Mei 2018   08:14 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Damai - http://mayung.dutadamai.id

Kebebasan berekspresi di negeri ini memang tidak bisa dibendung. Demokratisasi di Indonesia menjamin bahwa menyampaikan pendapat merupakan bagian dari kebebasan berekspresi yang diatur oleh undang-undang. Apalagi dengan maraknya media sosial di dunia maya, membuat semua orang, dari anak hingga dewasa mempunya saluran untuk menyampaikan pendapatnya tersebut. 

Sayangnya, tidak semua pendapat disampaikan dengan baik. Tidak semua pendapat yang muncul mengandung konten positif. Ada juga yang mengandung hate speech, yang ditujukan kepada seseorang atau kelompok. Apalagi memasuki tahun politik seperti sekarang ini, hate speech telah menjadi lahan bisnis tersendiri bagi sebagian orang.

Banyak pihak mengkhawatirkan, ujaran kebencian ini terus meningkat jelang pilkada serentak dan pemilihan presiden 2019 mendatang. Kenapa? Karena hate speech dianggap sebagai cara yang efektif untuk menjatuhkan elektablitas lawan. Dan untuk bisa memproduksi hate speech secara massal, terkadang oknum tertentu memanfaatkan jasa seseorang. 

Di pilkada DKI waktu itu sempat muncul organisasi Saracen. Beberapa waktu lalu, juga muncul MCA. Keduanya sama-sama menebar kebencian. Yang satu dilandaskan pada motif ekonomi, yang satu berlandaskan ideologi tertentu. Apapun landasan dan alasannya, menyebarkan ujaran kebencian jelas tidak dibenarkan.

Indonesia adalah negara damai. Berbagai suku dan budaya yang ada, tidak ada yang pernah mengajarkan kebencian antar sesama. Yang ada justru budaya saling menghormati, saling menghargai dan tolong menolong antar sesama. 

Namun, ajaran dari para leluhur ini, nampaknya mulai terkikis lantaran maraknya ujaran kebencian yang disebarkan oleh kelompok intoleran di negeri ini. Sebagai generasi yang peduli, kita harus meminimalisir ujaran kebencian di dunia maya. Cara adalah dengan aktif menyebarkan pesan-pesan damai dalam setiap postingan yang kita unggah di dunia maya. Hal ini bisa dilakukan jika kita sudah menanamkan cinta damai sejak dari dalam pikiran. Jika pikiran kita kotor, negative thinking terus sama orang lain, maka akan sulit menumbuhkan cinta kasih dalam pikiran.

Seorang anak tidak akan tumbuh dengan layak, jika para orang tua tidak memberikan kasih sayang yang benar. Begitu juga dengan setiap ucapan dan perilaku yang kita lakukan. Jika pikiran kita tidak dilandasi ideologi cinta kasih, maka yang muncul adalah kebencian. 

Dan jika kebencian ini terus menguasai pikiran, dikhawatirkan segala output yang keluar dari pikiran kita akan bernuansa kebencian. Baik itu dalam setiap ucapan ataupun tindakan. Hasilnya, aksi persekusi akan semakin marak di negeri ini. Tindakan intoleran dan radikal juga akan terus berkembang. Bahkan aksi teror bisa akan semakin masif, jika pikiran kita terus dipenuhi bibit kebencian.

Menanamkan cinta damai sejak dari dalam pikiran, harus dibiasakan sejak dari kecil. Ajarkanlah anak-anak dan lingkungan kita, untuk saling menghargai antar sesama. Perbedaan dan keberagaman di negeri ini, jangan dianggap sebagai sebuah persoalan. 

Karena perbedaan dan keberagaman justru akan membuat negeri ini semakin kaya. Jika kita bisa hidup saling berdampingan dalam keberagaman, tentu akan membuat Indonesia semakin indah. Tidak hanya alamnya, tapi juga ucapan dan perilaku masyarakatnya. Mari kita jaga kerukunan dan keramahan di negeri ini, dengan menanamkan cinta kasih sejak dari pikiran kita masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun