Mohon tunggu...
Risda Asyrofi Nashrulloh
Risda Asyrofi Nashrulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Anda Tahu tentang K3?

13 November 2018   08:51 Diperbarui: 13 November 2018   09:25 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di lingkungan kerja. Hal ini merupakan bentuk upaya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat, serta dapat menekan angka kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja.

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak mungkin terwujud jika keselamatan dan kesehatan kerja belum menjadi budaya di lingkungan kerja.

Indonesia adalah Negara ke 2 dari bawah dari lebih 100 negara yang disurvei. Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta tenaga kerja menderita penyakit akibat kerja, kematian 2,2 juta serta kerugian financial sebesar 1,25 triliun USD.

Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari Rp. 2 Triliun, dimana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha. Dengan kata lain, inilah hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Dengan adanya potensi bahaya yang sangat besar, maka perlu adanya penerapan progam pencegahan kecelakaan kerja dalam pelaksanaan K3 di perusahaaan. Sebagai langkah untuk mengupayakan terjaminnya keselamatan kerja karyawan,

Inspeksi K3 berisi tentang kesesuaian dan ketidak sesuaian antara kondisi yang ada dengan standart K3 dengan melakukan identifikasi terhadap sumber-sumber bahaya. Dengan adanya Inspeksi K3 dapat memperkecil resiko terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.

Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari Pelaksanaan Program Inspeksi K3 di perusahaan sudah ada di lingkungan kerja dan terbentuk terbentuk slogan budaya K3 "Mangkat Waras, Kerjo Bergas, Muleh Gowo Beras (Berangkat Kerja Sehat ; Bekerja dengan Optimal; Pulang Kerja Membawa Hasil -Produktif)". Semua subjek penelitian merasakan terbentuknya budaya K3 di lingkungan kerja.

Budaya K3 yang telah muncul setelah dilaksanakan program Inspeksi K3 di perusahaan antara lain : inspeksi K3 menjadi satu kebutuhan dengan membuat team sendiri sendiri per unit, setiap unit melakukan inspeksi K3 secara internal sesuai dengan resiko kerja masing-masing, budaya kerja banyak sekali berubah, terbiasa dan terpola dengan 5R (kebiasaan pelabelan untuk kerapian tempat kerja, layout tempat ruangan lebih rapi ) dan kegunaan K3 tidak hanya di perusahaan tetapi juga diterapkan di rumah tangga oleh tenaga kerja.

Budaya keselamatan dan kesehatan kerja di suatu tempat merupakan hasil dari persepsi bersama yang berdasarkan dari nilai dan membentuk sebuah kebiasaaan keselamatan kerja yang terus menerus. Tenaga kerja telah merasakan arti pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), K3 sudah menjadi kebutuhan bagi perusahaan, adanya slogan budaya yang terbentuk di perusahaan yaitu "Mangkat Waras, Kerjo Bergas, Muleh Gowo Beras (Berangkat Kerja Sehat ; Bekerja dengan Optimal; Pulang Kerja Membawa Hasil -Produktif)" menjadi satu nilai penting akan keterkaitan yang jelas antara kesehatan, keselamatan dan produktifitas dalam bekerja. Budaya K3 yang telah muncul setelah dilaksanakan program Inspeksi K3 di lingkungan kerja maupun di rumah tangga ketika tenaga kerja sampai di rumah terbentuk dari pola kebiasaan keselamatan kerja yang dilakukan terus menerus di perusahaan.

Lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat tidak mungkin terwujud jika keselamatan dan kesehatan kerja belum menjadi budaya di lingkungan kerja. Inspeksi K3 berisi tentang kesesuaian dan ketidak sesuaian antara kondisi yang ada dengan standart K3 dengan melakukan identifikasi terhadap sumber-sumber bahaya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan Program Inspeksi K3, Budaya K3 dan menganalisis program Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bentuk upaya promosi budaya K3 di lingkungan kerja.

Jenis penelitian adalah kualitatif dengan rancangan pendekatan etnografi dengan jumlah 7 informan untuk menganalisis program Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bentuk upaya promosi budaya K3 di lingkungan. Hasil penelitian diketahui bahwa gambaran pelaksanaan Program Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan sudah baik, didukung oleh komitmen pimpinan, dilaksanakan secara periodik 6 bulan sekali dan penilaiannya secara objektif sesuai dengan instrument yang telah ditentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun