Mohon tunggu...
Risda Putri Indriani
Risda Putri Indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai! Panggil saya Risda !
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biologi - Pendidikan - Islam Mahasiswa Pendidikan Biologi-UNJ

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Mengulik Bahaya Metaverse dari Perspektif Sword Art Online

1 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 1 Januari 2022   06:23 2527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau boleh dibilang, sesuatu yang diceritakan di film merupakan impian manusia. Sword Art Online (SAO) merupakan judul novel yang telah di animasikan tahun 2012. 

SAO bercerita tentang seorang Kirito bersama banyak orang lainnya terjebak dalam dunia metaverse yang diciptakan manusia. Kirito tidak bisa log out dan harus menyelesaikan misi hingga level 100 agar bisa bebas. Kirito harus berperang melawan pemain lainnya, jika dia mati di SAO maka berakhir jugalah hidupnya di dunia sebenarnya.

Di ceritanya, SAO merupakan dunia metaverse itu sendiri yang rilis tahun 2022. Di tempat itu, suatu avatar dapat bersosialisasi dengan avatar lainnya, dapat melakukan transaksi jual beli, dapat mengadakan turnamen, dll. 

Cara untuk masuk ke dunia SAO adalah dengan menggunakan Nerve gear, yaitu sejenis helm yang dapat merangsang panca indra pengguna dengan menggunakan otak pemain. Pemain dapat merasakan dan mengontrol game melalui pikiran sendiri.

SAO pun bukan satu-satunya dunia metaverse dalam cerita tersebut. Ada pula Alfheim Online (ALO) yang berkonsep dunia peri, Gun game online (GGO) berkonsep dunia peperangan dengan pistol. Hal ini ingin diwujudkan oleh manusia saat ini. 

Proyek metaverse sedang dikembangkan oleh Facebook, Microsoft, Roblox, dll. Mereka mengembangkan konsep dunia metaversenya sendiri, dengan lingkungannya sendiri, dan mata uangnya sendiri. Betapa mahalnya pengembangan dunia metaverse, namun jika berhasil maka keuntungan yang didapat akan menjadi lebih besar.

Apa tujuan proyek ini? Tujuan utama sudah pasti uang (yang ini tidak perlu dibahas). Tujuan kedua menghubungkan orang diseluruh dunia untuk saling berinteraksi tanpa batas. Saya yang tinggal di Indonesia, bisa mengunjungi negara barat hanya dengan masuk ke dunia metaverse.

Tujuan ketiga menciptakan dunia yang ideal. Misalnya seseorang yang dengan berat badan berlebih dapat membuat avatar yang tinggi, berotot, dan tampan. Tanpa bersusah payah berolahraga. Dunia tersebut sebenarnya fana, namun manusia tetap mencoba menciptakan dunia idealnya.

Secanggihnya teknologi, pasti ada kelemahan. Seperti software virus komputer yang tidak pernah selesai masalahnya walaupun computer sudah ada dari beberapa tahun lalu. Adapun bahaya metaverse jika dilihat dari perspektif SAO yaitu:

1. Terjebak dalam dunia metaverse

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun