Mohon tunggu...
Risang Rimbatmaja
Risang Rimbatmaja Mohon Tunggu... Freelancer - Teman kucing-kucing

Full time part timer | Fasilitator kampung | Sedang terus belajar bergaul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jalur Sepeda: Kebutuhan tapi Bukan Keinginan

16 Mei 2024   16:29 Diperbarui: 16 Mei 2024   16:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi-pagi motoran, masuk jalur sepeda yang bercat hijau, terbersit pertanyaan: sebetulnya apa ya manfaat jalur sepeda yang saya sedang lalui ini?

Mengamati jalur sepeda sepanjang Dewi Sartika, Otista, lalu Casablanca, beragam jawaban didapat.

Pertama, buat jalan motor. Seperti yang saya lakukan. Kedua, buat jalan mobil juga. Mobil-mobil juga masuk ke jalur sepeda. Ketiga, tempat mobil parkir. Tidak sekali dua kali berjumpa mobil sedang parkir di jalur sepada. Keempat, jalan motor melawan arah. Beberapa kali muncul motor melawan arah dan memakai jalur sepeda. Kelima, akhirnya ketemu kendaran nonmesin. Termasuk sepeda tapi rodanya tiga. Bukan orang pergi ke kantor tapi pedagang yang membawa dagangan.

Sepanjang perjalanan 50 menit tidak ada sepeda roda dua yang dijumpai. Entah, apa mungkin waktunya kurang pas? Tapi kalau pun berjumpa, pasti jumlahnya sedikit sekali dibandingkan dengan kendaraan-kendaraan lain.

Situasi ini kurang lebih menunjukkan kebutuhan tidak otomatis sejalan dengan keinginan publik. Jalur sepeda adalah contoh program yang berhasil memenuhi kebutuhan warga tapi gagal memenuhi keinginan warga.


Kebutuhan warga adalah udara bersih, lebih sehat, ekonomis, penghematan bahan bakar, dan lain-lain. Pengambil kebijakan tahu pasti tentang ini. Mereka pastinya sudah mendapat input dari para ahli, melakukan sejumlah riset, membaca statistik, dan lain sebaginya.

Yang gagal adalah memenuhi keinginan warga. Warga mau praktis. Cepat. Mudah datang ke kantor atau berpergian. Tidak keringatan dalam perjalanan dan lain sebagainya.

Karena keinginan tidak dipenuhi, meski kebutuhan terpenuhi, jalur sepeda gagal memenuhi tujuannya (misalnya membuat warga sehat). Sia-sia pembanguanan jalur sepeda yang menghabiskan bermilyar-milyar rupiah itu.

Jalur sepeda hanya satu contoh. Banyak contoh-contoh pembangunan lain yang hanya bertujuan memenuhi kebutuhan warga tapi berujung kegagalan akibat tidak berjumpa dengan keinginan warga. Sekedar menyebut beberapa contoh di dunia kesehatan: Ibu hamil diberi TTD (Tablet Tambah Darah) secara gratis tapi hanya sekitar seperlima yang meminum sesuai anjuran, obat TBC gratis, tapi banyak yang drop berobat.

Untungnya, keinginan bisa direkayasa alias dibangun. Sekarang orang mungkin belum memiliki keinginan untuk memanfaatkan jalur sepeda. Tapi dengan edukasi publik, keinginan itu bisa terbentuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun