Mohon tunggu...
Ririn Anggraeni
Ririn Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Pekerja Biasa

Dulu pernah menggemari hujan pada akhirnya tidak pernah bertemu payung yang tepat. Tetap basah kuyup.

Selanjutnya

Tutup

KKN

Unforgettable Love

15 Mei 2024   00:31 Diperbarui: 15 Mei 2024   00:35 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebut saja namanya Pui. Aku memanggilnya Bang Pui. Kerap kali aku  mengajaknya bicara lebih dulu  memecah hening yang canggung diantara kami.  Entah, mungkin waktu itu kali pertama aku menganggap spesial seseorang. Dia bisa menjadi sedingin kutub Utara saat berdua dengan ku tapi ketika bersama yang lain begitu humble, ramah, dan penuh tawa. Seperti menghindar tapi aku tetap berusaha membuatnya kagum. 

"Rin, nama adek Rinai ya?" Tanya Bang Pui sembari membantuku memetik 1 Kg cabai merah di dapur. 

"Iya, Bang" Jawab ku sambil tersenyum kearahnya. Kemudian suasana diantara kami kembali hening. 

"Rin, udah belum cabainya dipetik?" Tanya Mbak Mu. Memecah hening diantara kami. 

"Belum nih Mbak, masih banyak" Aku menggaruk kening yang sama sekali ga gatal. 

"Hey ... Cepetan basuh keningmu Rin!" Perintah Bang Pui melihat keningku yang mulai memerah.


"Haduhhh ..." Aku berlari menuju sumur yang ada dibelakang dapur. Membasuh keningku dengan cepat sebelum rasa panas ini menjadi abadi.

Sementara itu dari dalam dapur aku mendengar suara tawa Mbak Mu dan Bang Pui begitu renyah. 

Aku kembali memasuki dapur  dan sedikit terkejut melihat kelakuan Bang Pui yang tiba-tiba mengambil alih tugas Mbak Mu untuk menggiling cabai. Mereka terlihat akur bahkan Mbak Mu membantunya memasukan garam kedalam gilingan cabai. 

Melihat mereka begitu akrab membuat ku sedikit cemburu. 

Aku kembali mengambil sekantong cabai yang masih belum selesai di petik membawanya ke depan pintu dapur. Tanpa sadar seseorang kembali membantuku memetik cabai. Aku hanya menunduk dan nggak peduli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun