Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Film

Suara Lirih Joko Anwar Bagi Penikmat Film, Kenapa Kalian Jahat Sekali?

23 Mei 2020   14:38 Diperbarui: 23 Mei 2020   14:58 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan layar dari Akun @jokoanwar

Memang belum lama mengikuti sosok Bang Joko Anwar di salah satu akun media sosial yang ada. Seorang yang mampu membuat industri film kita kian dilirik bukan hanya kita di tanah air tapi juga oleh manca negara. 

Terakhir film Gundala, yang sudah sukses di tanah air, kini akan ditayangkan di negeri Paman Sam pada Juli 2020 nanti. Film horor buatannya juga sangat populer di tanah air, seperti Pengabdi Setan maupun Perempuan Tanah Jahanam, sama-sama sukses meraup penonton lokal Indonesia hingga jutaan orang.

Tapi saat melihat suaranya lewat postingannya di hari ini Sabtu (23/5), ini menjadi sebuah suara lirih yang boleh dibilang menonjok hati kita semua. Khususnya bagi kita para penikmat film yang senantiasa mengandalkan atau lebih meyukai film-film dalam bentuk live streaming, seperti di netflix dan lainnya.

Sang sutrada film yang sudah banyak menghasilkan film-film yang jumlah tayangannya laris di bangsa kita, akhirnya mengkritik mereka-mereka yang lebih menggampangkan sesuatu. 

Ada dua kali postingannya yang terbit di hari ini, yang jika kita perhatikan, seharusnya kita semua bisa berbenah. Tentu bukan hanya pemerintah, kitapun sebagai penikmat film seharusnya bisa memberikan balasan yang setimpal bagi mereka-mereka yang terus berupaya memberikan karya terbaiknya di tengah-tengah kita.

Di postingan pertamanya, 'Nonton film udah dibikin gampang di streaming resmi. Seharga 1 cangkir kopi bisa untuk ratusan film. Kalian tetap milih nonton bajakan. Uang masuk di streaming legal gak masuk ke kru dan pemain. Tapi mastiin industri jalan dan kami tetap bisa makan. Kenapa kalian jahat sekali?

tampilan layar pada akun IG @jokoanwar
tampilan layar pada akun IG @jokoanwar
Sedangkan di postingan kedua beliau menampilkan proses yang tak mudah untuk menghasilkan satu karya film saja. Penampilan mereka yang biasa-biasa saja. 

Mereka yang sudah harus bangun jam 3 pagi masuk ke lokasi syuting, masuk ke hutan, pertaruhkan nyawa, pertaruhkan kesehatan, istirahatnya terkadang di jalan-jalan berdebu. Ada yang jatuh kecapean, ada yang harus di rawat di rumah sakit.Tapi penekanan teakhirnya yang harus menjadi perhatian total kita.

Isi caption tampilan layar @Jokoanwar
Isi caption tampilan layar @Jokoanwar
"Taruhlah kalian ngak ada alokasi uang untuk nonton secara legal. Merasa lucu bilang kopi kalian murah lah.Tapi, kalau kalian curi hasil kerja keras kami, kalian bajak dengan ketawa-ketawa? Dimana kemanusian kalian?"

Dua postingan ini tentu bukan hanya sekedar keluar begitu saja, tapi merupakan fenomena yang tampak jelas di mata kita, betapa dengan streaming resmi saja, ada banyak pihak yang dirugikan, khususnya bagi mereka-mereka yang berupaya menghasilkan sebuah karya. 

Betapa teknologi internet memang mempermudah hidup kita untuk menikmati ratusan hingga ribuan film-film, tanpa memperdulikan ada ribuan pengorbanan yang telah dikeluarkan, tapi kita masih tega melakukan pencurian demi pencurian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun