Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kisah Ahok di TPS Osaka dan Pemilih Antre Berlama-Lama

16 April 2019   02:24 Diperbarui: 16 April 2019   02:48 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahok sepertinya kembali setelah mengalami masa-masa di penjara. Meskipun kini bersama dengan sang istri barunya menikmati masa-masa indah berdua, mengakibatkan banyak para pendukungya yang mulai antipati kepada beliau. 

Tapi melihat bagaimana dia marah-marah karena kondisi ketidakadilan yang sedang terjadi, Beliau seakan kembali menjadi Ahok yang dulu. Kemudian meskipun tidak menjabat lagi atau tidak punya kekuasaan lagi, pemberitaan tentangnya masihlah sangat ingin diperhatikan oleh banyak warganet.

Dimana seperti yang dilansir oleh kompas.com (15/4/2019), tersebar viral video Ahok saat itu berkemeja putih protes kepada oknum-oknum yang ada di TPS. Bagaimana ia merasa ditelikungi oleh saksi pasangan tertentu yang ada di TPS di Osaka. Sebab seharusnya ia bisa segera mencoblos dengan nomor urutan yang ada, malah dimundurkan oleh para pemilih yang bahkan belum terdaftar.

Ahok menjelaskan saat dimintai konfirmasi oleh Kompas bahwa salah satu Saksi memaksa bahwa yang di DPTb (Daftar Pemilih Tambahan) pun sama haknya dengan yang tidak terdaftar. Jadi artinya, mereka yang antre dengan paspor tanpa terdaftar bisa membuat kami yang terdaftar di DPT dan DPTb tidak bisa milih karena kehabisan kartu pilih.

Bahkan beliau merasa ada yang tidak benar. Pasalnya meskipun ia berada di nomor urut 8, tapi ternyata jamnya untuk mencoblos dimundur menjadi pukul 17.00 waktu setempat. Sehingga hal ini patut dipertanyakan, bagaimana ia bisa akhirnya mendapatkan waktu pemiihan di akhir-akhir pemilihan. Pasalnya ia sendiri merupakan pemilih yang terdaftar di TPS setempat.  

Setelah Ahok mencoba mengancam dengan merekam dan diskusi langsung, salah satu saksi yang ada di TPS di Osaka, yang ternyata jelas-jelas merupakan pendukung dan saksi dari 02 tersebut langsung menyebutkan bahwa hal ini ada kesalahpahaman yang sedang terjadi. Kemudian Ahok-pun mengatakan bahwa mereka paling pintar ngeles. Paling jago buat klarifikasi.   

antrian panjang di Sydney (waspada.com)
antrian panjang di Sydney (waspada.com)
Dan ternyata setelah mengamat-amati bagaimana pemilihan di tempat lain di luar negeri, juga merasakan adanya kejanggalan-kejanggalan.

Bagaimana bisa begitu mengular-nya antrian-antrian yang ada, khususnya di Sydney hingga akhirnya waktupun dinyatakan habis sehingga tidak bisa memilih lagi. Itu tentu ada unsur-unsur kesengajaan oleh para pemilih yang seakan berlama-lama di tempat ruang bilik suara.

Meskipun boleh dikatakan bahwa ada banyak kertas suara yang ada, bisa memperlama waktu yang ada, tapi jika sudah ada niat duluan untuk menghabiskan waktu, maka hal tersebut merupakan salah satu bentuk kecurangan yang ada.

Tapi bersyukur sudah ada upaya-upaya petisi  di Sydney bisa kembali diulangi. Dan hal itu tentu didasari juga dengan adanya rekomendasi dari penyelenggara Pemilu yang ada di Sydney tersebut. Berharap supaya memang bisa diulang kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun