Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, menganggap bahwa tema debat ke empat ini akan sangat menguntungkan mereka. Pasalnya dalam tema debat keempat ini, seperti yang dilansir oleh tribunnews.com (27/3/2019), sesuai dengan ketentuan yang sudah diambil oleh KPU adalah membahas tentang ideologi, pemerintahan,keamanan dan hubungan internasional.
Oleh Ferdinand Huahaean, menilai bahwa tema debat tersebut akan sangat positif bagi Prabowo, sedangkan bagi Jokowi tema tersebut negatif. Dan setelah melihat bagaimana argumen beliau, ternyata satu yang beliau lewatkan yaitu pembahasan tentang ideologi.
Dimana Ferdinand Hutahaean menjelaskan, selama pemerintahan Jokowi sering mempertontonkan kegaduhan karena tidak adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin. Kemudian mengenai keamanan, kata dia, banyak masalah keamanan yang timbul, termasuk tewasnya prajurit TNI di Papua. Apalagi terkait hubungan internasional, menurut dia, ini akan sangat mengungkap ketidakhadiran Jokowi di panggung dunia, khususnya sidang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Tapi pertanyaannya benarkah demikian? Khusus untuk panggung Internasional apakah beliau jarang mengikutinya? Tentu tidak akan mungkin atau tidak pernah Indonesia tidak mengikuti jika ada panggung Internasional. Bisa dipastikan jika bukan Jokowi yang pergi, bukankah ada wakil Presiden,Bapak Jusuf Kalla?
Dimana pertemuan PPB terakhir tahun lalu, yakni sebelum terjadinya gempa Lombok tahun lalu. Dimana Bapak JK sebagai perwakilan Indonesia menggantikan Bapak Jokowi untuk hadir dalam rapat tahunan PBB tersebut. Tapi pertanyaannya, apakah bisa dibilang pemerintah Indonesa tidak hadir?
Tentu tidak, sebab presiden dan wakil presiden adalah satu paket, tentu sangat tidak tepat jika menganggap bahwa beliau jarang mengikuti perhelatan dunia internasional tersebut.
Kemudian untuk membantahnya lagi, bahkan lebih lagi pada saat perhelatan forum ekonomi dunia, dimana Indonesia sebagai tuan rumahnya dan diadakan di Bali. Bukankah Indonesia begitu sangat suksesnya di dalam menyelenggarakan program forum ekonomi dunia itu yang memang digagas oleh IMF? Bahkan ada ratusan triliun investasi yang masuk ke Indonesia pada saat itu juga, juga pariwisata kita khususnya Bali saat itu, juga sangat meningkat drastis.
Tapi sebenarnya satu yang harus BPN khawatirkan yakni sisi ideologi yang akan juga dibahas pada tema debat keempat nantinya. Dimana jika itu ditanyakan baik oleh panelis ataupun oleh sesama paslon, sudahkah mempersiapkan jawaban yang tepat untuk menjawabnya.
Dimana jika kita lihat, bukankah HTI yang jelas-jelas pro Khilafah lebih condong membela dan mendukung paslon dengan nomor urut 02? Bahkan bendera tauhid saat itu tampak pada saat gelar kampanye di Manado pada Minggu lalu, yang oleh KPU dicap telah melanggar UU pemilihan?
Kemudian geliat yang sama juga ada pada FPI dan beberapa yang mirip dengan mereka. Bisa dibilang sangat dekat dan mendukung pasangan calon Prabowo-Sandiaga. Dimana mereka masih menunjukkan rasa ketidaksukaan mereka terhadap ideologi pancasila?