Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menggemakan Kebangsaan dalam Hubungan "Berpacaran"

19 November 2017   01:44 Diperbarui: 19 November 2017   01:49 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bang Parlindungan Purba (Anggota DPD Sumut) sumber : dokumen pribadi

Meskipun Bang Parlindungan cuma sebentar dalam mengisi sesi di acara Seminar Nasional Kepemudaan, ada hal-hal yang menarik untuk bisa kita perhatikan. Keikutan beliau dalam mengisi sesi pun bisa dibilang dadakan. Meskipun dadakan tapi ada rasa syukur yang mendalam. Ternyata beliau bukan kelas pejabat yang sulit-sulit amat untuk ditemui. Disela-sela jadwal yang memang padat, disebabkan masih aktif nya beliau sebagai wakil rakyat dari Sumatera Utara di DPD-Dewan Perwakilan Daerah, beliau masih meluangkan waktunya untuk bisa berbagi dengan para pemuda/i yang ada di Medan ini.

Diwaktu yang singkat dan pemaparan yang singkat, ada pandangan yang mengusik hatiku. Tentang Gaya pacaran Ala Bang Parlindungan. Ide itu mungkin terlintas ketika memang berada di tengah-tengah para pemuda yang sedang asik mendengarkan segala curahan dari Bang Parlindungan Purba. Aku sendiri juga kadang berimprovisasi ketika sedang berbicara didepan banyak orang. Sering banyak muncul ide-ide yang mungkin nyeleneh tapi pas di hati. "Kenapa gak dicoba kalau yang ini yah..dan yang itu?"

Banyak pemaparan-pemaparan yang seharusnya disampaikan adalah topik A..bisa-bisa berubah menjadi topik B. Tapi topik B itupun sendiri tidaklah jauh beda dengan konteks pendengar saat itu. Sebab mungkin masih ada pada ranahnya audiens.

Sebelum masuk ke poin saya, perlu untuk bisa tahu tentang awal pembicaraannya. Sehingga kita bisa mengerti konteks dari keseluruhan apa yang disampaikannya. Bagaimana rindunya, bagaimana gregetnya untuk segera membangun bangsa ini, terutama Provinsi Sumatera Utara ini, yang sebentar lagi juga akan menggelar "Pesta Rutin lima tahunan sekali" . Dan hal itu patut dicontoh oleh generasi-generasi milenial sekarang ini.

Awal pembicaraan Bang Parlindungan Purba, mencoba menjelaskan fungsi dan kerja dari pada Anggota Dewan Perwakilan Daerah itu ngapain. Yakni mewakili provinsi daerah pemilihannya, untuk bisa menyuarakan suara rakyat secara langsung, tanpa menggunakan embel-embel partai. Tiap-tiap provinsi dipastikan akan memiliki anggota DPD sebanyak empat orang. Meskipun anggota DPR-nya hanya dua orang-contoh kasus di Babel, dikarenakan ada pembagian jumlah kursi di Senayan dengan jumlah penduduk yang diwakilinya, jumlah anggota DPD yang mewakili daerah tersebut tetap empat orang.

Berdasarkan pemaparan yang beliau sampaikan di acara seminar Pemuda tersebut, bahwa dampak DPD secara langsung, bagi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah semakin berkurangnya, daerah-daerah wilayah di Indonesia yang mengajukan diri untuk berpisah dari NKRI kita. Meskipun hal ini tentulah masih perlu research yang lebih lanjut lagi, untuk bisa membuktikan pernyataan tersebut, benar atau salah.

Kemudian beliau juga menyampaikan tentang kondisi tanah air kita dimata dunia. Bahwa bangsa kita ini, ibarat seorang anak gadis, yang oleh negara-negara lain, coba untuk merebutnya. Dengan cara mengirimkan perpecahan-perpecahan melalui politik adu domba. Persis seperti yang pernah dilakukan oleh Belanda pada zaman dahulu.

Menjadi primadona, karena bangsa-bangsa mengakui, bahwa bangsa kita memiliki tiga sumber daya yang oleh negara lain belum atau sulit untuk menemukannya. Pertama, adalah energi, kedua, makanan (food) dan yang ketiga adalah air. Meskipun ketiga hal ini, potensi kepemilikannya sudah ada, tapi karena pemaksimalannya kurang atau bahkan tidak ada, sehingga kita masih impor. Hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Regular (PPRA) Angkatan 54 dan 55 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/11) tahun lalu, 2016. Seperti yang dilansir oleh beritasatu.com

Kemudian ke point utama saya, gaya pacaran ala Bang Parlindungan Purba. Beliau mencoba meyakinkan para pendengar saat itu, untuk segera mengubah gaya pacarannya. Mulai dari sebelum jadian, hingga jadian, dalam gaya berpacarnya hendaknya harus berdiskusi atau membahas tentang empat pilar kebangsaan. Mulai dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara tahun 1945, NKRI, hingga Bhinneka Tunggal Ika. Kalau tidak membahas tentang hal-hal itu, hubungannya jangan dilanjutkan dulu.

Beliau mencontohkan, bagaimana cara ngomongnya. "Kamu tahu gak Undang-Undang yang mengatur tentang kekayaan alam itu apa. Kalau tahu hubungan kita dilanjutkan, kalau tidak..cukup sudah...sampai disini saja"

Hal ini coba ditekankan oleh Beliau, sebagai upaya penghayatan dan pelaksanaan kecintaan berbangsa dan bernegara, seharusnya sudah bisa dilakoni oleh para muda-mudi. Dan proses pengenalan dan wujud kecintaan kita tersebut kepada tanah air, ditandai dengan mengetahui segala hal tentang seluk-beluk berbangsa dan bertanah air tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun