Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Renungan Natal: Aku Membenci, Aku Menghinakan Perayaanmu

24 Desember 2020   16:05 Diperbarui: 19 Mei 2021   16:09 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: Grup "All Stars 69"

[Silahkan terlebih dahulu membaca secara utuh Nats Alkitab: Amos 5:21-27; Yesaya 1:11-20]

Amos 5:21 (TB)  "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.

Yesaya 1:13b-14 (TB) Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.

***

Salah satu kesalahan terbesar yang pernah dilakukan umat beragama seperti Yahudi dan Kristen adalah ketika mereka menganggap bahwa ibadah hanya terbatas pada ritus-ritus keagamaan saja, seperti kebaktian pertemuan-pertemuan Sabat/Minggu di rumah ibadah, memberikan korban/persembahan serta perayaan hari-hari besar keagamaan.

Ada pemikiran bahwa Tuhan "gila dipuji" dan "gila disembah", sehingga ketika mereka melantunkan lagu pujian dan penyembahan serta doa yang mendayu-dayu dalam rintihan dan tangisan, seakan-akan secara otomatis Tuhan telah disenangkan dan dipermuliakan.

Juga ada yang berpikir bahwa Tuhan yang Maha Kaya dapat disogok dengan memberikan korban/persembahan yang banyak-banyak ke rumah ibadah, tanpa mempedulikan dari mana asal muasal persembahan tersebut, apakah hasil kejahatan/korupsi atau bukan, dan juga tanpa memperhatikan orang-orang yang berkekurangan disekitarnya. Yang penting memberi ke rumah ibadah.

Dan ada lagi yang beranggapan bahwa Tuhan sudah pasti sangat disenangkan dengan perayaan hari-hari besar keagamaan yang dirayakan dengan suasana meriah, hiruk-pikuk, hingar-bingar dan kemewahan yang menjurus ke arah yang berlebihan atau "pesta pora".

Benarkah demikian?

Ternyata tidak. Yang terjadi justru sebaliknya. Tuhan jemu, benci dan jijik dengan semua itu. Apabila kita baca dengan saksama Kitab Amos 5:21-27 dan Kitab Yesaya 10:11-20, disana Tuhan menegaskan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun