Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar dari Peristiwa Madiun di Tengah Pandemik Covid 19

5 April 2020   01:14 Diperbarui: 5 April 2020   02:27 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musso, 40 Tahun Indonesia Merdeka Jilid 1, p175. Photo credited to Information Ministry 

Ribuan orang meninggal setiap harinya dan hampir seratus ribuan orang terjangkit positif setiap harinya. Sementara obat dan vaksin penangkalnya tak kunjung ditemukan. Dan salah satu cara terbaik yang dianggap mampu memutus mata rantai penularan virus ini adalah dengan cara menjaga jarak atau social distancing yang kemudian lebih difokuskan lagi dengan physical distancing serta anjuran untuk mengurangi segala aktivitas di luar rumah atau stay at home.

Beberapa negara menerapkan kebijakan totall lock down dan sebagian lagi dengan kebijakan partial lock down. Dan akibatnya jelas berimbas kepada perputaran ekonomi yang hampir statis.

***

Disaat seperti inilah seharusnya seluruh rakyat Indonesia bersatu padu melawan virus ini. Setiap orang yang merasa sebagai bagian dari bangsa ini seharusnya tunduk terhadap anjuran pemerintah dengan tidak membuat kegaduhan ataupun komentar-komentar nyinyir.

Apakah masyarakat tidak boleh mengkritik kebijakan yang dibuat presiden? Sangat boleh. Kalau kritik itu bermanfaat dan dapat memberikan solusi yang lebih baik, mengapa tidak?

Namun hendaklah kita cerdas dan mampu membedakan antara kritikan dan hujatan, caci maki dan ujaran kebencian. Sebagai orang yang mengaku berpendidikan dan beragama seharusnya sangat mampu membedakannya.

Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Ditengah pandemi COVID 19 dan ditengah kebebasan berpendapat di media sosial, banyak orang-orang yang mengaku-ngaku paling beragama dan berpendidikan, secara nyata dan terang-terangan menghujat pemerintah dan bahkan berteriak ingin melengserkan Presiden Jokowi.

Entahlah akun para warganet itu bodong atau asli, tetapi para penghianat-penghianat bangsa itu tidak boleh dibiarkan dan harus diusut tuntas seperti Musso, Amir Syamsuddin dan tokoh-tokoh lainnya yang dijatuhi hukuman mati. Penghianat bangsa tidak boleh dikasih ruang karena selamanya mereka akan tetap menjadi penghianat.

Karena peristiwa Madiun diawali dari bergabungnya barisan sakit hati dan pengusung ideologi anti Pancasila. Kemudian mereka menghasilkan gagasan penghianatan yang diwujudkan dengan aksi pemberontakan. Walaupun mereka berhasil ditumpas dalam waktu singkat tetapi semoga peristiwa itu tidak pernah terjadi lagi di negeri ini.

Saya percaya kepada Badan Intelijen Negara (BIN), mereka telah mendeteksinya dan dapat menggagalkannya sedini mungkin. Dan saya juga percaya kepada pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo akan berhasil membawa bangsa ini keluar dari pandemi COVID 19.

(RS)

Sumber : Wikipedia dan sumber lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun