Dikutip dari KOMPAS.com (18/7/2019), Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie Louisa bersama 43 kader lainnya bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan. Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut, Grace memperkenalkan kader PSI yang dianggap potensial menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'aruf.
"Kami perkenalkan siapa saja kader muda di PSI , tadi ada 44 orang, beliau ajak ngobrol banyak, ada Giring, Tsamara, Surya Chandra, Guntur, dan sebagainya. Kalau ada yang memang speknya dirasa cocok dengan kebutuhan Pak Jokowi ya kan beliau sudah lihat langsung dan berbincang, jadi ya kami tunggu," kata Grace.
***
Walaupun Grace menegaskan bahwa PSI sama sekali tidak memaksakan Jokowi (karena memang tidak berhak memaksa) untuk mengambil kadernya sebagai menteri tetapi menurut saya tetap saja mereka terlalu ambisius dan cenderung, "tidak tahu diri".
Mengapa saya sebut demikian?
Partai Solidaritas Indonesia atau disingkat PSI, adalah partai politik yang relatif masih sangat baru di Indonesia. Didirikan pada 16 November 2014 partai ini masih berusia 4 tahun 5 bulan ketika mengikuti pemilu pertamanya pada 17 April 2019 yang lalu.
PSI adalah satu diantara 9 partai politik yang sepakat berkoalisi mengusung Jokowi-Ma'aruf. Tetapi ketika mendaftar ke KPU, PSI, Perindo dan PKPI dicoret lantaran peraturan menyebutkan bahwa yang boleh mengusulkan pasangan capres-cawapres hanya partai yang memiliki kursi parlemen berdasarkan pemilu sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan teman koalisinya PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PPP dan Hanura, PSI masih seumur jagung dan belum berbuat apa-apa ke negara ini sebagai bukti untuk meyakinkan Jokowi dan masyarakat Indonesia bahwa mereka layak dihadiahi kursi menteri.
Hasil pemilu perdanya memang tidak jelek-jelek amat. Menempati urutan ke-12 dari 17 parpol dengan perolehan suara sebesar 2.650.361 juta atau 1,89 persen, PSI tidak berhasil melenggang ke Senayan karena terganjal ambang batas parliamentary threshold.
Dengan catatan seperti itu menurut saya tak seharusnya PSI menyodor-nyodorkan kadernya kepada Jokowi untuk dipilih sebagai pembantunya. Harusnya PSI malu kepada PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP dan Hanura yang memberi kontribusi lebih banyak tetapi tidak kelihatan terlalu ambisius.