Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prinsip-prinsip dalam Menolong Sesama

10 Desember 2017   15:08 Diperbarui: 10 Desember 2017   15:41 4582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Terkait isu-isu kekinian)

Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dengan dasar saling membutuhkan. Artinya agar tetap existdan survive, manusia memerlukan manusia lainnya.

Bayangkan jika semua penduduk dunia ini hanya laki-laki saja atau hanya perempuan saja, maka dapat dipastikan lambat-laun manusia akan punah. Artinya, agar dapat meneruskan keturunan saja laki-laki membutuhkan perempuan dan perempuan membutuhkan laki-laki. Ini masih dalam tahap untuk "berkembang-biak" saja, bagaimana dengan urusan yang lebih kompleks?

Apapun alasannya, manusia harus hidup saling tolong-menolong. Ada saatnya kita menolong dan ada saatnya kita ditolong. Tetapi sebelum menolong atau ditolong orang lain, ada beberapa prinsip yang perlu kita ketahui, antara lain:

1. Menolong bertujuan untuk meringankan beban/penderitaan orang lain, bukan mengambil alih beban/penderitaan orang lain.

Ketika Anda menolong dengan maksud mengambil alih beban/penderitaan orang lain disana nanti akan timbul masalah.

2. Menolong harus ikhlas. Artinya ketika kita memberi harus dengan hati yang tulus tanpa ada unsur paksaan.

3. Menolong harus tanpa pamrih, artinya tidak ada maksud-maksud tersembunyi atau "ada udang dibalik batu"; tidak untuk mendapat keuntungan pribadi atau mengharapkan balasan.

4. Menolong harus "diam", artinya tidak perlu diumumkan di media massa, media elektronik atau media sosial. "Ketika tangan kanan memberi tidak perlu diketahui tangan kiri"

5. Menolong berarti "berkorban", artinya ada bagian dari milik kita yang harus kita "korbankan". Jika kita mengerti prinsip ini, kita tidak akan hanya "sekedar memberi" atau "asal memberi". Kita akan memberi sesuai dengan kemampuan yang maksimal.

6. Berkorban harus "hangus", artinya yang sudah kita beri tidak perlu diungkit-ungkit. "Lupakan apa yang sudah Anda beri tetapi ingat apa yang sudah Anda terima."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun