Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sahur yang Hanya Beda Tipis Antara Tradisi dan Tragedi, Kok Bisa?

1 Mei 2021   21:50 Diperbarui: 1 Mei 2021   21:59 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canve. Sumber gambar : Pixabay.

Sahur adalah kegiatan makan terakhir sebelum menjalani puasa. Dilakukan pada dini hari, sebelum waktu Imsak. Yaitu waktu yang menjadi batas, untuk tidak melakukan hal yang membatalkan puasa. Sesuai doa sahur yang biasa diucapkan saat mengawali kegiatan makan sahur. 

Nawaitu shauma godin an adaai fardhi syahri romadhoona hadihis sanati lilahi ta aalaa.

Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan karena Allah ta aalaa.

Perhatikan kata hari "esok" dalam agama Islam. Berarti umat muslimin dan muslimat akan menjalani puasa hari esok, dari subuh hingga mahgrib. Sahur merupakan berkah untuk menghindari rasa malas selama menjalani puasa. 

Begitu pentingnya , hingga di setiap daerah ada bermacam-macam tradisi agar semua umat memperoleh berkah sahur. Mulai dari kentongan hingga sirine, yang dilakukan petugas lingkungan. Atau teriakan sahur-sahur dengan menggunakan toa dari masjid terdekat.

Satpam Komplek.

Di lingkungan komplek aku tinggal, tradisi sahur dengan pemukulan tiang listrik telah dilakukan selama bulan Ramadan oleh satpam komplek. Tujuan utamanya untuk membangunkan semua warga yang akan menjalani puasa Ramadan.

Sebenarnya di komplek tempat aku tinggal selain satpam membangunkan warga, ada tradisi warga memberi makan  sahur kepada seorang satpam,  1 x dalam sebulan. Maksudnya makan untuk buka dan sahur, yang untuk buka dambil sore hari menjelang waktu berbuka puasa.  Jadwalnya sudah  dibuat oleh pengurus RT sejak awal bulan Ramadan.

Dulu masing-masing warga memberikan makanan sendiri-sendiri. Tetapi sejak tahun lalu, sejak adanya pandemi covid-19, banyak warga yang enggan melakukan tatap muka di pagi hari. Mungkin enggan harus membuka gembok pagar dan mengenakan masker. 

Untung ada seorang warga yang warungnya berkurang pelanggannya, dan bersedia menerima pesanan pemberian makan buka dan sahur kepada satpam. Aku juga termasuk yang menggunakan jasa memesan makan buka dan sahur.

Kebetulan warga yang bersedia menerima pesanan tinggal di seberang rumah aku. Karena hampir setiap warga memesan masakan untuk buka dan sahur, jadilah setiap hari satpam mengambil makanan pada warga seberang rumah aku. 

Pengambilan makanan buka, bisa langsung diambil karena sore hari. Untuk pengambilan makanan sahur, satpam harus melakukan  pemukulan tiang listrik berulang-ulang. Lumayan jadi membangunkan aku juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun