Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lain Dulu Lain Sekarang, Tudingan untuk Peselingkuh

18 September 2020   13:55 Diperbarui: 18 September 2020   14:01 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari Pixabay, merupakan Karya Geralt. Tudingan yang tidak menyenangkan untuk peselingkuh.

Cara-cara klise yang sering digunakan  jaman dulu. 

  1. Pamit terlambat pulang, karena ada tugas kantor.

  2. Pamit harus menginap, karena tugas kantor tak terselesaikan.

  3. Kalau kebetulan di rumah kerjanya tidur melulu.

Kalau istri benar-benar tidak pernah ikut-ikut selingkuh, yakinlah Allah akan mengabulkan doanya. Dengan melaknat seorang suami yang peselingkuh! Seluruh yang diperoleh dari kerja di kantor, akan dibuat  menjadi tak ada manfaat. Ada yang tidak percaya? Aku benar-benar pernah melihat, jangan coba-coba melakukan. 

Sekarang ...

Peselingkuh bukan hanya laki-laki saja. Perempuan sudah menjadi lebih pintar, bekerja di kantor dengan karir gemilang. Sudah banyak perempuan yang gemar menjadi peselingkuh juga. 

Walau agak sulit dimengerti, mengapa istri gemar menjadi peselingkuh, tetapi biasanya bukan disebabkan oleh faktor ekonomi. 

Komunikasi yang kurang baik dengan suami di rumah menjadi penyebab utama.  Seorang istri yang bekerja di kantor, akan mempunyai beban berat dalam tugas rumah tangga. Walaupun sudah dibantu oleh pekerja rumah tangga, ada beberapa tugas yang masih dilakukan oleh istri. Bahkan baru pulang kerja di depan pintu rumah sudah diberondong dengan kata-kata --kopi dan gula habis, bu--. Sedangkan di kantor "dia" selalu mengajak coffee break dengan kata-kata yang aduhai.

Witing tresno jalaran soko kulino. Tugas-tugas kantor membuat semua karyawan dan karyawati makin dekat. Begitu pula karyawati yang sudah punya status sebagai istri, bisa lupa terhadap suami dan keluarga. Di rumah komunikasi dengan suami kurang baik, juga dengan anak. Harus mengajari penyelesaian PR dari sekolah bisa bikin pusing tujuh keliling. Tidak seperti pekerjaan di kantor sudah lebih tertata baik. Kalau berhasil akan membuat semua senang. Baik pihak perusahaan, atau pun pihak rekan kerja laki-laki. Puja-puji sanjungan makin mendekatkan hubungan rekan kerja, menjadi perselingkuhan di kantor.

Waktu yang panjang di kantor. Setidaknya 8 jam per hari kerja, semua karyawan dan karyawati akan bersama di kantor. Bagi yang ada niat melakukan perselingkuhan di kantor, hanyalah akan menambahkan hari Sabtu dan Minggu untuk ikut dalam kepanitiaan acara-acara kantor. Makin terbukalah kesempatan untuk menyuburkan perselingkuhan di kantor.

Gaya hidup juga menjadi godaan tersendiri. Itu tadi merupakan reaksi menghadapi tudingan dan kata-kata yang menyertainya jaman sekarang, --Bodoh lu. Jangan takut-takut! Kalau semua orang tahu lu punya selingkuhan, bisa jadi bangga--

Memang sudah hobinya kali.

Tinggallah anak-anak yang menjadi korban. Sama seperti dulu. Kalau anak-anak bisa selamat dari porak-porandanya perselingkuhan yang dilakukan oleh ayah-ibunya, pastilah menjadi anak yang amat sangat tahan banting. Dan waspada terhadap bahayanya berbagai bentuk perselingkuhan.

Padahal dalam Al Quran, surat At Thalaaq ayat 8 telah tertuliskan.

Berapa banyak penduduk negeri yang mendurhakai perintah Tuhan dan rasulNya. Kami hitung kesalahannya dengan perhitungan yang keras. Dan Kami siksa dengan siksa yang buruk.

Pandemi covid-19 adalah salah satu siksa Tuhan yang buruk. Agar siksa Tuhan tak berkelanjutan tanpa bisa diketahui kapan akan hlang, wahai peselingkuh ... hentikan perselingkuhan di kantor dan di mana-mana.

Bumi Matkita,

Bandung, 18/09/2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun