Mohon tunggu...
Rindyani Fadila
Rindyani Fadila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta

Mahasiswi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bali dan Covid-19

31 Maret 2021   12:17 Diperbarui: 31 Maret 2021   12:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bali atau yang biasa akrab dengan sebutan Pulau Dewata, yang selalu ramai dan padat dengan turis baik domestik maupun mancanegara namun tiba-tiba sepi akibat terhantam pandemi Covid-19. Jalanan di Bali yang biasanya macet, dipenuhi dengan orang-orang yang ingin berlibur sekarang kosong melompong tidak seperti biasanya. Jika biasanya Kuta sangat ramai, apalagi dengan night life khas Bali sekarang Kuta bak daerah mati. Bahkan toko-toko tempat menjual baju atau souvenir khas Bali banyak yang tutup, dan jika buka penjualnya akan menurunkan harga barang-barang yang ia jual secara drastis. Akibat sangat sepi nya Bali, terutama di daerah Kuta yang biasanya sangat ramai. Berkunjung ke tempat wisata pun tidak seperti sebelumnya, sekarang terlihat sangat sedikit wisatawan yang berkunjung dan bahkan masih ada tempat wisata yang belum buka. Bali seperti bukan Bali, sedih rasanya melihat orang-orang yang menggantungkan perekonomiannya kepada pariwisata Bali yang sekarang sedang hancur-hancurnya. 

Tidak hanya tempat wisata atau daerah-daerah ramai, guest house, villa, hotel, dan tempat penginapan lainnya pun ikut terasa imbas dari pandemi ini. Bahkan harga pun turun drastis. Karena tamu yang menginap sudah tidak seramai sebelumnya. Sesuai pengalaman saya yang sedang di Bali menempuh Praktek Kerja Lapangan saya selama 6 bulan, saat mencari kos-kosan banyak guest house yang menyewakan untuk tamu long stay. Selain itu, negosiasi harga juga dapat lebih mudah dan murah akibat pandemi ini. Bahkan turun harga bisa 50% nya dari harga biasa karena saya menyewa untuk long stay. Hotel-hotel di daerah ramai seperti Kuta dan Seminyak pun occupancy nya tidak seindah biasanya, bahkan banyak karyawan hotel yang terpaksa di pulangkan kerumah karena semakin tipisnya pemasukan. Tentunya banyak akibat-akibat buruk yang Bali dapatkan oleh pandemi Covid-19, Bali pun merupakan kawasan pariwisata yang kuat di Indonesia sehingga mayoritas warganya pun menggantungkan perekonomian mereka ke turis-turis yang datang.

Namun pandemi ini tidak hanya menghadirkan dampak buruk bagi Bali, namun juga dampak positif. Apakah itu?

Tentunya objek wisata alam seperti pegunungan dan pantai menjadi lebih bersih karena sepi orang yang datang, hal ini tentunya sangatlah baik aplaagi kita ketahui bahwa banyak pantai-pantai di Bali yang kotor karena turis domestik maupun mancanegara yang datang dan membuang sampah sembarangan. Dan ini adalah saat yang tepat untuk memperbaiki, merawat dan menjaga kembali keasrian objek wisata alam di Bali. Jangan sampai rusak, jangan sampai kotor. Bali merupakan tempat yang sangat-sangat potensial, apalagi jika dirawat dan dijaga. 

Hikmah yang bisa kita ambil dari pandemi ini terhadap Bali yaitu, ini adalah saat yang tepat untuk Bali memperbaiki, merawat dan menjaga kembai ojek wisata dan keindahan alamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun