Surat ini sengaja ku tulis untuk keluarga kecilku di kampung halaman. Sejak merantau ke Jakarta, rasanya sudah lama aku dan keluarga ku tidak berkumpul bersama hanya untuk bercengkrama dan bersenda gurau seperti layaknya keluarga lainnya.
Untuk keluarga kecilku,
Selamat malam. Apa kabar. Bagaimana kegiatan kalian di kampung halaman. Pertanyaan itu selalu aku ucapkan setiap malam sebelum aku beranjak tidur. Tidak ada kata yang tepat untuk mengungkapkan betapa rindunya anak rantau ini pada keluarga di kampung halaman sana.
Untuk keluarga kecilku,
Andai kalian tahu kalau banyak orang yang merayakan hari kasih sayang untuk berkumpul bersama keluarga. Mereka menghabiskan waktu bersama dan istirahat sejenak dari segala aktivitas. Tapi, aku tahu jika kita mempunyai cara tersendiri untuk memperingati hari kasih sayang tahun ini.
Jika kita tidak dapat bertemu secara langsung, tidak dapat bertatap muka secara langsung, maka bukan berarti kita tidak merayakan hari kasih sayang. Ku selipkan doa dalam setiap hembusan nafas untuk kebahagiaan kalian di kampung halaman sana.
Untuk keluarga kecilku,
Kehangatan keluarga memang tidak bisa ku rasakan langsung di kota Jakarta. Banyak orang yang telah ku temui, banyak tempat yang telah ku kunjungi, tapi kehangatan keluarga yang sebenarnya hanyalah berkumpul dengan kalian. Kalian yang selalu mendoakan ku di setiap sujud, kalian yang selalu melakukan apapun untuk kebaikanku, kalian yang selalu mengerti segala tindakan yang ku lakukan bahkan bagi sebagian besar orang tindakan tersebut telah menyalahi aturan.
Untuk keluarga kecilku,
Terima kasih telah mengajarkan arti keluarga sesungguhnya. Kalian yang mampu berdiri tegak dan tetap bergandengan tangan di tengah badai kehidupan yang datang pada hidup. Kalian yang mengajarkan untuk hidup sederhana tanpa memperdulikan apa kata orang lain.
Untuk keluarga kecilku,