Mohon tunggu...
rindang santi cahyani
rindang santi cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

saya merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain pengembangan Hard Skill dalam Program Studi, saya juga memiliki Soft Skill sesuai dengan Hobi yang saya miliki, yakni Menari dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Pendidikan Islam Mengabaikan Pengembangan Akal?

8 Desember 2022   20:33 Diperbarui: 8 Desember 2022   20:43 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akal pikiran 

Kecerdasan dengan berbagai tingkatan yang beragam, yang dimiliki oleh manusia merupakan salah satu objek kajian yang akan menghasilkan berbagai rumpun ilmu-ilmu berbasis pemikiran seperti matematika, kimia, fisika, dll. Selain itu akal pikiran juga digunakan untuk memahami wilayah metafisik, substansi, hakikat, jiwa dan nilai-nilai dari sesuatu, contohnya alam jagat raya, hakikat jiwa, hakikat masyarakat, hakikat ilmu, hakikat hidup dan masih banyak lagi. 

Di dalam Al-Quran banyak ayat-ayat yang menyuruh manusia menggunakan akalnya untuk memikirkam hakikat tentang segala sesuatu. Dalam realita penggunaan akal di Barat dan juga di dunia Islam sama-sama mengandung kelemahan, pincang dan tidak proporsional. Barat menggunakan akal dengan bebas, apa saja yang mereka anggap bagus, baik dan berguna untuk mereka maka akal tersebut diikuti. Karena pemikiran bebasnya itu, mereka mengatakan bahwa, "Tuhan tidak dibutuhkan lagi, Tuhan sudah pensiun, Tuhan sudah mati." 

Hal ini dapat kita pahami dari pemikiran Agust Comte tentang Positivisme. Sebaliknya, umat islam pernah menganggap remeh peranan akal, mengsalahgunakan pengertian akal, mencurigai akal. Akal dianggap telah menjauhkan manusia dari tuhan, akal menyesatkan manusia, akal menjauhkan manusia dari tuhan. Contohnya Seseorang memilih untuk pindah agama dari muslim ke non muslim, karena faktor pemikiran yang salah. Dimana mereka berasumsi bahwa agama lain lebih menarik, santai, dan tidak terlalu banyak aturan seperti agama islam. 

Maka dari itu dibutuhkan nya pendidikan islam dalam pengembangan akal agar kita tidak menggunakan akal dengan salah dan menggunakan nya dengan bijak sesuai ajaran Al-Qur'an dan Hadist

Bagaimana peranan pendidikan Islam terhadap pengembangan akal?

Pendidikan dapat dikatakan sebagai Pendidikan Islam sendiri jika Pendidikan tersebut memenuhi aspek ITAM, Akal dan Jasmani. Akal sendiri merupakan bagian terpenting bagi manusia. Pertama, kita dapat Telaah tentang 'akal' yang menjadi potensi terbesar manusia sebagai makhluk Tuhan. Kedua, telaah tentang hubungan akal, manusia, dan pendidikan. Dalam kajian ini, saya mengurai tuntas kedua hal tersebut melalui analisis terhadap Alquran Surat Al-Baqarah Ayat 170. 

Tulisan ini menunjukkan bahwa akal dalam perspektif filsafat pendidikan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Jika filsafat dinobatkan sebagai the mother of science atau induknya segala macam bentuk ilmu pengetahuan, maka sudah barang tentu akal akan menjadi mataharinya ilmu dan media utama dalam dunia pendidikan. 

Begitupun Pendidikan Islam berperan penting terhadap akal dan pengembangan nya. Dengan pendidikan Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan hadist, akal dapat digunakan dengan bijak. Pendidikan Islam pun mengajarkan untuk terus mengembangkan akal lewat ilmu-ilmu pengetahuan. Seperti ilmu sains, ilmu agama, ilmu fisika. Pendidikan Islam juga mengajarkan untuk mengolah akal pikiran manusia untuk terbiasa berfikir, diskusi dan bermusyawarah. 

 Jadi, Pendidikan Islam tidak mengabaikan akal, akan tetapi Pendidikan Islam membantu manusia dalam mengembangkan akal nya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun