Mohon tunggu...
Rina Savina
Rina Savina Mohon Tunggu... Mahasiswa IAIN Jember

ِإنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْرَى Setiap ada kesulitan maka ada kemudahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perbedaan Makna Murabbi dan Muta'allim

13 Maret 2020   06:22 Diperbarui: 13 Maret 2020   06:22 19642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Murabbi dalam agama islam adalah sebutan untuk seorang guru yang memiliki tingkatan lebih tinggi dari pada seorang mu’allim. Sebutan murabbi ini pasti tidak asing  lagi bagi siapa saja yang pernah mengenyam pendidikan  di dalam pondok pesantren. Sebab, seorang santri biasa menyebut pengasuh atau Kyainya dengan nama Murabbi sebagai bentuk rasa cinta dan penghormatan kepada gurunya.

Konsep Murabbi lebih  merujuk kepada  seorang pendidik yang bukan saja mengajarkan suatu ilmu, tetapi dalam masa yang sama mencoba mendidik rohani, jasmani, fisik dan mental anak didiknya untuk menghayati dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Guru murabbi lebih memfokuskan penghayatan sesuatu ilmu, sekaligus membentuk keperibadian, sikap dan tabiat anak didiknya.            

Istilah murabbi merupakan sighoh al-ism al fail yang berakar dari tiga kata. Pertama, berasal dari kata rabba,yarbu yang artinya zad dan nama (bertambah dan tumbuh). Contoh kalimat dapat dikemukakan, artinya saya menumbuhkannya. Kedua, berasal dari kata rabiya, yarba yang mempunyai makna tumbuh (nasya') dan menjadi besar (tararo'). Ketiga, berasal dari kata rabba, yarubbu yang artinya, memperbaiki, menguasai, memimpin,menjaga dan memelihara. 

Dalam Firman Allah swt. yang terdapat dalam surah  Al-fatihah ayat 2 yang artinya "Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam". Dan juga terdapat dalam surah Al isra' ayat 24, yang memiliki arti "Dan ucapkanlah wahai Tuhanku, sayangilah mereka berdua, sebagai mana mereka telah menyayangiku semenjak kecil". Dalam ayat ini, kata rabba dalam bentuk kata benda, jadi digunakan untuk Tuhan, hal tersebut karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara dan bahkan menciptakan. 

Oleh karena itu, istilah murabbi sebagai pendidik memiliki makna yang sangat luas, yaitu: mendidik peserta didik agar kemampuannya terus meningkat, memberikan bantuan terhadap peserta didik untuk mengembangkan potensinya, meningkatkan kemampuan peserta didik dari keadaan yang kurang dewasa menjadi dewasa dalam pola pikir, wawasan dan sebagainya.

Menghimpun semua komponen-komponen pendidikan yang dapat mensukseskan pendidikan, memobilisasi pertumbuhan dan perkembangan anak, bertanggung jawab terhadap proses dan perkembangan anak, bertanggung jawab terhadap proses perkembangan anak, memperbaiki sikap dan tingkah laku anak dari yang tkdak baik menjadi lebih baik, rasa kasih sayang mengasuh peserta didik sebagai mana orang tua mengasuh anak-anaknya, pendidikan memiliki wewenang, kehormatan, kekuasaan terhadap perkembangan kepribadian anak, serta pendidik merupakan orang tua kedua setelah orang tua di rumahnya yang berhak atas pertumbuhan, perkembangan si anak. 

Secara ringkas, term murabbi sebagai pendidik mengandung 4 tugas utama, yaitu memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjadi dewasa, mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan, mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, dan melaksanakan pendidikan secara bertahap.

Berbeda halnya dengan seorang mu’allim, mu’allim adalah seorang yang menguasai ilmu pengetahuan dan mengajarkannya kepada anak didiknya. Seorang mu'allim lebih memfokuskan kepada ilmu akal atau ilmu yang bisa dicerna oleh logika. Sebagai seorang  guru atau mu’allim, isi kandungan pendidikan perlu disampaikan berserta ilmu yang berkaitan dengan nilai-nilai murni dalam proses melahirkan insan yang  bermoral. Sebutan mu’allim biasanya digunakan untuk para pengajar khususnya kepada ustadz-ustadzah yang berada di lingkup pesantren.

Mu'allim berasal dari al-fi'il al-madi alama, mudori' nya yuallimu dan masdarnya al-ta'lim. Artinya telah mengajar, sedang mengajar dan pengajaran. Kata mu'allim memiliki arti pengajar, atau orang yang mengajar. Dalam proses pendidikan, istilah mu'taallim dikenal sesudah al-tarbiyat adalah al-ta'lim. Rosyid r.a, mengartikan al-ta'lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu.

Allah berfirman dalam surah al-baqarah ayat 251 yang artinya "sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami telah mengutus kepadamu  Rasul di antara kamu yang mambacakan ayat-ayat kami kepadamu. Dan kami mensucikan kamu dan mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui". Berdasarkan ayat diatas, maka mu'allim adalah orang yang mampu untuk merekonstruksi bangunan, ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik baik dalam bentuk ide, wawasan, kecakapan, dan sebagainya yang berkaitan dengan hakikat sesuatu. 

Perbedaan antara murabbi dan mu'taallim, murabbi memiliki makna yang lebih luas sedankan mu'allim hanya sebatas mengajarkan dan memberikan konsep kepada muridnya. Namun, keduua sebutan tersebut sama-sama memiliki peranan yang sangat  penting bagi proses pembentukan karakter seorang pelajar. Dan seorang pelajar wajib hukumnya untuk menghormati atau biasa disebut ta'dzim kepada guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun