Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Indigo Menjadi Bintang "Reality Show"

15 April 2018   15:05 Diperbarui: 15 April 2018   15:19 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tampaknya hari-hari ini, banyak yang senang pada sebuah acara televisi seorang indigo bernama Roy Kiyoshi. Saya mendengar dari teman-teman yang begitu seru menceritakannya. Membuat saya langsung teringat pada sosok Tyler Henry yang juga punya kemampuan sama dengan Roy. Sayapun mencari tahu bagaimana kemasan acara tersebut di sebuah saluran. Setelah melihatnya, ternyata ada perbedaan penyajian acara Roy dan Tyler.

Acara-acara meramal, melihat masa lalu, medium di manapun memang selalu punya penggemar. Mau dibilang klenik atau bukan, sesuatu yang misterius itu pada dasarnya memang sangat menarik minat kalangan tertentu, yang sebenarnya cukup banyak. Jika tidak, film horror pastinya tak akan ada yang menonton. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita di film tersebut.

Saat membaca cerita 'Keluarga Tak Kasat Mata' yang dialami dan ditulis Bonaventura cukup membuat saya terpingkal-pingkal di satu sisi, juga sedikit 'seram' di sisi lain. Saya tertawa karena cara menulisnya yang cukup menggelitik.

Bagaimana sebuah 'perjanjian' dengan setan, jin atau apapun namanya itu tebusannya selalu tak main-main. Cerita yang pernah juga di ceritakan dalam satu episode serial Supernatural yang cukup lama bertahan di Amerika. Itulah kenapa saya percaya pada apa yang terjadi di keluarga tak kasat mata. Anak saya tak berani membaca kisah tersebut, takut terbayang-bayang katanya hingga akhirnya saya yang membaca hingga tuntas. Yang juga sedikit lucu, dampaknya anak saya juga takut melihat cermin untuk waktu yang cukup lama.

Saya suka sesuatu yang membuat penasaran bila melihat film atau tontonan. Sementara film action dari zaman old hingga zaman now, yang namanya'lakone' selalu menang dan mudah ditebak akhirnya. Begitupun dengan tontonan yang lain. Sebenarnya acara yang dipandu Robby Purba ini menurut saya bisa dibuat dengan lebih bagus lagi.  Lihat saja bagaimana acara 'Hollywood Medium'with Tyler Henry kesannya tak menakutkan sama sekali. Malah tampak sangat manusiawi, karena dia lebih melihat apa yang terjadi pada satu orang, kebanyakan selebritis yang sebelumnya tak pernah dia kenal, secara utuh. Tak random seperti acara 'Karma'.

Wajah Tyler Henry  mengingatkan kita pada bintang Home Alone, Macauley Culkin, tampak lugu, imut dan menggemaskan. Jauh dari kesan seram atau gloomy seperti Roy Kiyoshi. Apa yang mereka alami punya garis yang sama, susah menjalin pertemanan karena sering melihat yang tak bisa dilihat orang lain, kadang juga spontan mengutarakan apa yang dia lihat.

Tyler yang pernah menjadi perawat di sebuah rumah sakit,  sering mengetahui pasien-pasien yang akan meninggal. Biasanya dia menjalin kedekatan dengan tujuan membahagiakan mereka di akhir perjalanan hidupnya, walau di satu sisi dia sebenarnya tersiksa dengan apa yang dia ketahui. Sementara Roy mengalami bullying. Menurut saya tayangan Karma tak perlu harus ada bintang tamu yang kesannya di'paksa'kan. Seperti gimmick, ada atau tidak sebenarnya tak terlalu penting.

Yang namanya reaksi dari beragam masyarakat sudah umum terjadi di manapun, bahkan yang mengecam seorang Tyler Henry juga cukup banyak. Padahal itu di negara yang liberal, apalagi di Indonesia yang masih 'akrab' dengan banyaknya klenik. Itulah ujud perhatian pada acara Roy yang sukses meraih rating tertinggi, katanya.

Memang, sebagai Muslim kita tak boleh mempercayai ramalan. Juga benar bahwasannya manusia tak bisa melihat bangsa jin karena alamnya beda dan sudah tertulis di kitab suci. Bila dia sendiri ada jin di tubuhnya ya tentu saja dia bisa melihat. Sayapun bukan orang yang mempercayai ramalan dari dulu. Saat masih di Sekolah Menengah Atas, pernah tiba-tiba didatangi oleh seorang memakai turban yang langsung meramal masa depan tanpa saya minta. Walau saya tak mempercayai dan tak pernah menanggapi, ternyata terjadi juga dalam hidup saya semua yang dia ramalkan. Saya sempat geli sendiri setelah mengalaminya.

Kemampuan yang dimiliki Roy sebagai indigo, atau apapun namanya memang ada pada sebagian orang di manapun. Saya percaya adanya jin dan hal ghaib, karena juga tertulis di kitab suci. Terlebih di sini, yang namanya dukun dengan segala ilmunya, dari santet, pesugihan dan sebagainya akan selalu ada sampai kiamat, karena apa? Karena yang namanya orang oportunis itu juga akan selalu ada sampai akhir zaman. Tentu kita tahu bahwa tak semuanya bisa dipikir dengan logika.

Ketika kita pergi keliling Indonesia, di setiap daerah hampir selalu ada yang namanya dukun dengan ilmu'hitam'nya yang khas. Bahkan yang seperti voodoo pun sudah ada di Indonesia, tak perlu jauh-jauh ke Amerika atau dari manapun asalnya. Saya dulu pernah melihat atraksi tersebut bersama beberapa teman di sebuah pedalaman. Melihat alat kekebalan tubuh yang diuji dengan cara diletakkan pada tubuh seekor hewan yang kemudian ditembak, jika hewannya tak mati, maka transaksi pembelian alat tersebut terjadi. Transaksi yang cukup menggiurkan, karena harganya memang tak bisa dibilang murah. Demikian juga dengan pelet, bahkan pesugihan juga sudah sempat saya lihat. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun