Mohon tunggu...
Rina Purwanti
Rina Purwanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/ mahasiswa

Hobi saya traaveling membaca dan lain lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Khitan/Sunatan di Masyarakat Sunda

26 Juni 2022   22:09 Diperbarui: 26 Juni 2022   22:58 7884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam sebagai agama mayoritas utama yang memiliki pengaruh budaya yang sangat besar di Indonesia. Indonesia sebagai negara yang banyak tradisi didalamnya salah satu yang akan saya bahas adalah tradisi khitanan atau sunatan, hampir di seluruh Indonesia memiliki berbagai macam tradisi tak Kecuali bagi masyarakat Sunda. Suku Sunda merupakan suku bangsa terbesar kedua di Indonesia. 

Kebanyakan orang mengikuti Islam tradisi dan budaya Islam masih berlangsung hingga saat ini, beberapa di antaranya bercampur dengan tradisi asli sunda salah satu tradisi yang memadukan budaya Islam dan Sunda adalah tradisi sunat atau khitanan.

Dalam Islam, sunat laki-laki adalah wajib karena menyiratkan pemurnian diri dan kepatuhan terhadap ajaran agama. Praktik khitanan atau sunat pada masyarakat Sunda melebur dengan budaya setempat, yang kemudian memunculkan tradisi khitan atau sunat. Khitanan menjadi tradisi sebab masyarakat dulu menganggap proses ini menjadi salah satu ibadah yang harus di jalankan bagi umat muslim dan tradisi itu pun berlanjut sampai sekarang. 

Kita bisa melihat di kalangan utusan menurut sejarah yaitu nabi Ibrahim as  orang yang pertama kali melakukan khitan dan sekarang menjadi tradisi di kalangan umat Islam. 

Lalu menurut definisi khitan berasal dari bahasa Arab yang artinya memotong tercantum dalam surah Al Baqarah: 124, dan juga dalam hadist shahih. Tujuan khitan secara syariah selain mengikuti sunnah Rasulullah dan Nabi Ibrahim, juga untuk membersihkan alat vital dari adanya najis.

Pada masyarakat Islam Sunda, khitanan ini sering disebut selamatan khitanan atau sunatan. Khitanan biasanya dilakukan setelah anak laki laki menginjak usia empat tahun. 

Dahulu dalam upacara Khitanan biasanya mengundang paraji sunat atau bisa di sebut dengan jasa bengkong sebagai sebutan alat yang di pakai untuk sunatan karena dulu belum ada dokter, paraji atau bengkong membuat alat bantu dari sebilah bambu yang bertujuan untuk mencapit dan memotong ujung kemaluan anak yang akan di sunat. 

Namun seiring berjalannya waktu khitanan zaman sekarang sudah mengunakan jasa dokter yang lebih moderen dengan alat moderen menggunakan laser. 

Setelah anak laki-laki disunat, dia tidak boleh memakai celana sampai alat kelaminnya sembuh total atau kering. Pada zaman dahulu, alat yang disebut Babango dipakai untuk melindungi alat kelamin yang disunat. 

Merupakan alat yang terbuat dari sabut kelapa, dibentuk dengan menyilangkan kemudian dipasang di atas alat kelamin atau di bawah udel, dengan kain samping untuk celemek , namun sekarang sudah celana yang khusus untuk anak yang sudah disunat jadi tidak perlu mencari sabut kelapa. Dengan begitu alat kelamin anak tidak terkena debu atau digigit serangga seperti nyamuk atau lalat.  

Di desa saya bila ada anak yang di khitan biasanya sehari sebelum di sunat masyarakat mengadakan acara arak arakan ( keliling kampung ) arak arakan ini biasanya diiringi dengan kesenian kuda renggong dan sisingaan. Kuda renggong adalah kuda yang di rias dan telah di latih untuk bisa bergoyang mengikuti irama musik pengiringnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun