Mohon tunggu...
Rina Prebianti
Rina Prebianti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Mahasiswa IAIN Jember Prodi pendidikan agama Islam 19'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Kabar Penerapan "Social Distancing" di Indonesia?

25 Maret 2020   14:07 Diperbarui: 25 Maret 2020   14:12 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mewabahnya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia begitu menghantui setiap lapisan masyarakat dengan rasa takut, cemas, dan khawatir. Karena virus ini menyerang imun atau kekebalan tubuh manusia yang dapat mengakibatkan Kematian. Gejala virus ini dapat ditandai dengan batuk kering, deman, pilek, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas. Namun, yang lebih menakutkan lagi adalah penularan virus ini yang begitu mudah yaitu melalui cairan dan kontak fisik serta masa inkubasi dari virus ini yang cukup lama yaitu 14 hari. Oleh karena itu, di masa awal seseorang yang telah terpapar virus ini bisa jadi tidak tampak gejala seperti yang telah disebutkan, dan kemudian menyebarkannya kepada orang lain tanpa disadari.

Dengan demikian, kemudian pemerintah menganjurkan masyarakat untuk memberlakukan Social Distancing sebagai salah satu langkah untuk menghambat laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Social Distancing dapat diartikan sebagai pembatasan sosial, pembatasan interaksi, atau menjaga jarak yang merupakan serangkaian tindakan pengendalian wabah yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat laju penyebaran penyakit menular seperti Covid-19.

Beberapa negara yang dengan tertib telah memberlakukan cara ini adalah Cina, Filipina, Singapura, dan Thailand. Oleh karena itu, angka kematian di negara-negara ini yang disebabkan Covid-19 begitu rendah. Bahkan baru-baru ini Cina mengabarkan sudah tidak ditemukan kasus baru disana. Lantas bagaimana kabar penerapan Social Distancing di Indonesia?

Banyak sekali kendala yang ditemukan dalam penerapan Social Distancing ini di Indonesia. Banyak masyarakat yang kurang memahami dan bahkan ada juga yang mengabaikan terkait bahaya Covid-19. Mall, pasar, cafe dan tempat umum lainya masih banyak ditemukan Masyarakat yang melakukan interaksi disana, bahkan jalanan seakan tidak pernah sepi dilalui kendaraan.

Beragam alasan dijumpai seperti mencari nafkah agar dapat menyambung hidup, jalan-jalan, belajar kelompok, dan banyak yang hanya sekedar nongkrong saja. Mungkin untuk beberapa hal dapat dilakukan penindakan lebih lanjut. Namun, bagaimana untuk mereka yang diharuskan Bekerja setiap hari demi menyambung hidup, dan ketika mereka dipaksa untuk menerapkan Social Distancing bagaimana kebutuhan hidup mereka akan terpenuhi. Siapa yang akan bertanggung jawab atas hidup mereka? Hal ini juga harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, alangkah lebih baiknya ketika memberikan suatu himbauan atau arahan dibarengi dengan solusi terkait permasalahan yang akan terjadi jika hal tersebut diberlakukan. Karena Social Distancing bukanlah hal sepele yang mudah untuk dilaksanakan di negara ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun