Mohon tunggu...
Rina Fuji
Rina Fuji Mohon Tunggu... Mahasiswa - penggemar bebek purnama

interested in culinary references, travel, daily tips, and culture

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Majukan Pendidikan dengan Mengembangkan Digitalisasi yang Nyata

30 Mei 2022   22:36 Diperbarui: 30 Mei 2022   22:39 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Soal pendidikan masih menjadi permasalahan rumit di negara kita. Di beberapa kota besar memang pendidikan begitu maju dan menjadi impian bagi masyarakat pedalaman. Seperti yang kami rasakan selama menjalani KKN di Desa Purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. 

Awalnya kami  mengira kalau akses pendidikan di Pulau Jawa sudah cukup baik dan merata. Namun sangat berbeda saat kami merasakan betapa sulitnya mengakses internet dan menjangkau area-area strategis di tempat KKN.

Lokasi KKN kami berada di ujung selatan Kabupaten Malang yang tepat berada di daerah lintas selatan. Jika dari Kota Malang harus menempuh kurang lebih 2 jam perjalanan dengan jalan rusak minim penerangan. 

Di empat hari pertama kami kesulitan mengakses internet sehingga memutuskan untuk memasang WIFI. Itupun koneksinya tidak terlalu kuat dan lambat. 

Solusi lainnya kami harus pergi ke kecamatan untuk mencari warung WIFI yang jaringannya lebih kuat dan cepat. Namun lagi-lagi akses untuk menuju kecamatan harus menempuh kurang lebih 5 kilometer dengan jalan rusak dan berbatu. 

Kondisi tersebut mempengaruhi kesehatan kendaraan kami. Tak jarang ban motor kami bocor, mesin bermasalah, dan borosnya bahan bakar kendaraan. 

Mengeluh di beberapa hari pertama nyatanya membuat pikiran kita semakin berat. Mau tidak mau kita harus dipaksa untuk menyesuaikan keaadaan secara perlahan.

Sebelum kami menggelar kompetisi di bulan Ramadhan beberapa bulan lalu, kami berkunjung ke SD dan SMP yang ada di Desa Purwodadi. 

Disitu kami melihat betapa minimnya Pendidikan di daerah terpencil. Satu sekolah hanya berisi 50 anak dengan minimnya tenaga pendidik. Upah guru honorer di sekolah-sekolah tidak sebanding dengan jerih payah mereka mengajar sehari-hari. Ditambah prasarana yang juga kurang mumpuni untuk mendukung minat dan bakat siswa.

Kondisi yang jauh berbeda dengan di kota besar yang segalanya serba tercukupi. Para guru di sekolah-sekolah tersebut berpesan agar kami melibatkan siswa-siswinya untuk berpartisipasi dalam program kerja kami.

Kegiatan kami lainnya yaitu membaur dengan UMKM setempat dengan tujuan membantu meluaskan pasar melalui digital platform. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun