Mohon tunggu...
Rina Bintang
Rina Bintang Mohon Tunggu... Lainnya - There's always something

Karyawati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka: Menyenangkan atau Membebani?

31 Maret 2023   20:00 Diperbarui: 31 Maret 2023   20:02 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suatu siang, setelah menghabiskan bekal makan siangnya seorang rekan kerja mengeluh mengenai pembelajaran anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia merasa bahwa kurikulum yang diterapkan saat ini jauh berbeda dengan yang dirasakannya puluhan tahun silam. Pikir saya justru itu adalah hal yang baik, karena perbedaan itu menandakan adanya upaya untuk memperbaiki kekurangan kurikulum di masa lampau.

Menurutnya kurikulum saat ini terlalu berat untuk anaknya, karena pelajaran yang ia terima di jenjang yang lebih tinggi dulu sudah diajarkan ke anaknya yang masih kelas 1 SD. Anak dipaksa untuk belajar secara mandiri, sehingga rekan kerja saya harus selalu turun tangan untuk mengajari anaknya secara perlahan agar si anak dapat memahami pelajaran dan tugas yang diberikan. Selain itu, ada anggapan bahwa dengan metode pebelajaran seperti saat ini terlalu meringankan pekerjaan tenaga pengajar. 

Tak jarang rekan kerja saya sampai menangis ketika merasa putus asa dalam mengajar anaknya dan pada akhirnya anaknya lebih memilih untuk bermain gadget atau melakukan hal lain.

Cerita itu menimbulkan banyak pertanyaan di pikiran saya. Benarkah pelajaran yang diberikan sesulit itu dan tidak sesuai porsi? Jika memang kurikulum ini dibuat bukankah seharusnya mempermudah dan bukan memperberat pihak-pihak yang terlibat? Karena namanya kurikulum merdeka, maka seharusnya membuat orang bebas, bukan justru malah membebani. Berhubung saya belum berkeluarga dan memiliki anak, tentu saya tidak merasakan langsung yang dialami oleh rekan kerja saya. Namun karena mulai penasaran, saya berusaha banyak membaca dari berbagai sumber dan mempelajari prinsip kurikulum merdeka ini.

Dilansir dari situs resmi Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berikut ini prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka :

1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;

3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;

4. Pembelajaran yang relevan yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan

5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Pembuatan sebuah kurikulum memang seharusnya difokuskan untuk penerapan prinsip dan tata cara belajar-mengajar yang efektif demi keberhasilan siswa. Dalam penerapan kurikulum merdeka, pelajaran yang diberikan sudah menyesuaikan latar belakang, lingkungan, dan kondisi siswanya. Dengan demikian, seharusnya metode pembelajaran yang diterapkan lebih efektif dan dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Pada point 4, tertulis jelas bahwa pembelajaran melibatkan orang tua dan komunitas. Komunitas yang dimaksud dapat berupa interaksi antara guru, pemerhati pendidikan dan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun