Mohon tunggu...
Dino  Rimantho
Dino Rimantho Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati lingkungan

Penikmat kopi yang simple dan ingin berbagi pengetahuan di bidang lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Nature

Terobosan Baru Penanggulangan Banjir Menggunakan Internet of Things (IoT)

21 Desember 2020   09:09 Diperbarui: 21 Desember 2020   09:15 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penderitaan kita sepertinya belum berakhir dimasa pandemik Covid-19. Terdapat ancaman lainnya yang bisa saja datang sewaktu-waktu ditengah pandemik ini yaitu BANJIR. Banjir….Satu kata yang akrab ditelinga kita. 

Kata banjir hampir tidak pernah berhenti diucapkan oleh orang-orang mulai dari pedagang sayur keliling, sopir angkot, anak sekolah sampai mahasiswa dan para pejabat pemerintah. Apalagi ditengah-tengah musim penghujan seperti yang terjadi saat ini, potensi risiko bencana banjir akan menghantui kita bersama.

Dikatakan bencana karena banjir menimbulkan potensi kerusakan dan memiliki dampak negative bagi masyarakat seperti kerusakan material masyarakat sampai korban jiwa. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat sebanyak 1927 kejadian bencana alam, dimana 99 persen adalah bencana hidrometerologi seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang. 

Kejadian ini menyebabkan sebanyak 290 orang meninggal duni dan hilang sementara yang mengalami cidera sebanyak 400 orang dan mengungsi sebanyak 3.8 juta. 

Sementara itu, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), banjir tetap menjadi bencana terbesar ketiga di dunia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Institute of Environmental Studies, lebih dari 60% kota di dunia akan rentan terhadap banjir dalam 30 tahun mendatang sebagai akibat dari perubahan iklim akibat pengaruh kenaikan permukaan laut.

Melihat data tersebut merupakan cerminan bahwa banjir merupakan ancaman bagi penduduk dan aktivitas kesehariannya. Selain itu, dampak kerusakan yang diakibatkan oleh banjir merupakan indicator kurangnya kesiapan kita semua terhadap bencana banjir. 

Banyak studi yang menunjukkan bahwa sebagian masalah ini diakibatkan  oleh adanya perubahan tata ruang wilayah yang disebabkan dari aktivitas manusia, tingginya curah hujan dan kenaikan air laut. 

Selain itu, terjadinya peningkatan degradasi lingkungan seperti tumbuhan penutup tanah pada catchment area sudah mulai berkurang, rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan pada sungai, penyempitan hingga hilangnya alur sungai dan sebagainya.

Banjir tidak pernah memilih korbannya baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, mau orang kaya atau orang miskin. Genangan sawah akibat banjir yang menyebabkan gagal panen di pedesaan sampai menghanyutkan atau menghancurkan perumahan dan pemukiman di perkotaan. 

Banjir juga memberi dampak tambahan seperti terganggunya kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Selain itu, banjir juga akan memberikan pengaruh pada beban keuangan negara untuk rehabilitasi dan pemulihan sarana publik yang dihancurkan oleh banjir.

Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan menelan korban jiwa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun