Mohon tunggu...
Riky Aulia Rachman Marpaung
Riky Aulia Rachman Marpaung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Riky Aulia Rachman Marpaung, seorang mahasiswa di Universitas Neger Medan, yang sedang menempuh pendidikan dibidang Ilmu Ekonomi. Hobi saya adalah Fotografer, menggambar, serta Traveling

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tingkat Pengetahuan dan Edukasi Tentang Tumbuh Kembang Anak dalam Pencegahan Stunting

19 Mei 2022   09:34 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:31 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi ketika janin masih dalam kandungan dan nampak saat anak berusia dua tahun. Balita stunting akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang berada di Jl. SM. Raja No. 14 Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera, dapat diketahui ada tiga faktor penyebab stunting pada anak selain karena gizi kronis, yaitu pendidikan masyarakat yang rendah, sanitasi yang kurang baik, serta lingkungan.

Banyak orang yang menganggap bahwa faktor ekonomi menjadi faktor utama penyebab terjadinya masalah stunting pada anak, namun kenyataannya tidak. Yang menjadi faktor utama adalah pengetahuan dan tingkat pendidikan masyarakat khususnya orangtua. Seseorang yang memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik bisa mengalami masalah stunting pada anaknya karena kurangnya pengetahuan. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik, belum tentu mengalami masalah stunting pada anaknya karena bisa saja mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tumbuh kembang anak.

Makanan dengan harga yang mahal bukan menjadi kunci agar gizi anak terckupi sehingga tidak mengalami stunting. Karena makanan dengan harga yang terjangkau pun seperti misalnya tempe dan tahu, akan bisa mencukup gizi anak jika paham pengolahannya. Dan jika anak sudah terkena stunting, maka penyembuhan tidak bisa dilakukan secara spontan, namun membutuhkan proses dan penanganan yang tepat. Pemberian makanan yang tinggi protein, calsium, vitamin A, dan zinc dapat memacu tinggi badan anak (Koesharisupeni, 2002).

Dari hasil wawancara dilapangan, diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan atau pemahaman masyarakat di Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu tentang tumbuh kembang anak dalam pencegahan stunting bisa dikatakan sudah dalam kategori yang baik. Karena melihat fakta dilapangan bahwa anak yang mengalami stunting di Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu tercatat mencapai angka 20-30% di tahun 2021 atau dalam status kuning. Angka ini bisa dibilang masih cukup rendah jika dibandingkan dengan wilayah lainnya di Provinsi Sumatera Utara yang berstatus merah dengan prevalensi stunting di atas angka 30%. Karena ketika pengetahuan dan pemahaman masyarakat rendah, maka tumbuh kembang anak juga akan rendah sehingga memicu timbulnya masalah stunting pada anak.

Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu juga sudah melakukan beberapa upaya untuk menurunkan dan mengatasi masalah stunting tersebut, seperti melakukan imunisasi di desa-desa, melakukan rapat koordinasi dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah), serta memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terutama ibu hamil dan pasangan muda. Pemenuhan zat gizi yang adekuat, baik gizi makro maupun gizi mikro sangat dibutuhkan untuk menghindari atau memperkecil risiko stunting (Taufiqurrahman et al, 2009).

Untuk dapat menurunkan angka stunting di Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu, pemerintah harus lebih gencar lagi melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang tumbuh kembang anak dan pentingnya menjaga asupan gizi anak sejak dini agar anak tidak mengalami stunting, karena jika sudah terkena stunting maka penyembuhan secara spontan tidak akan bisa dilakukan. Belum lagi adanya dampak jangka panjang yang akan dirasakan oleh anak sehingga bisa menimbulkan berbagai masalah di sekitar masyarakat. Ketika pemahaman dan pengetahuan masyarakat sudah baik, maka angka stunting di Kabupaten Labuhan Batu juga akan menurun. (Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Ade Andriani Batubara, Fitri Rahayu, Gadis Amelia Pohan, Riky Aulia Rachman Marpaung dan Dosen Pengampu Dr. Junita Friska, S.Pd., M.Pd)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun