Mohon tunggu...
Riki Hifni
Riki Hifni Mohon Tunggu... Freelancer - Seseorang yang mengagumi kata-kata

Lahir di Pasuruan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandji, Dr. Thamrin, dan Klarifikasi

24 Januari 2021   12:35 Diperbarui: 24 Januari 2021   12:56 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandji, Dr. Thamrin, dan Klarifikasi

Dalam beberapa hari terakhir, komedian Pandji Pragiwaksono secara tiba-tiba menjadi bahan perbincangan oleh khalayak ramai. Tentu ini bukan tanpa alasan, pasal nya para netizen dunia maya dibuat bertanya-tanya tentang argumentasi seorang Pandji melalui kanal youtube nya "FPI dibubarin percuma? bersama dengan Fikri Kuning dan Afif Xavi. Pandji mengatakan, bagaimana NU dan Muhammadiyah telah menjauh dari urusan rakyat dan telah kalah dibanding dengan FPI.

Lalu, untuk menguatkan argumen yang telah disampaikan, Pandji mengutip kata-kata dari seorang pakar sosiolog yakni Dr. Thamrin. Amal Tomaloga yang berhasil ditemuinya pada tahun 2012 silam saat proses interview di Hard Rock FM Jakarta. 

Sampai saat ini video tersebut telah ditonton dan disaksikan sebanyak 308 ribu kali. Berbagai macam reaksi dan komentar pun banyak bermunculan khusus nya dari kalangan NU dan Muhammadiyah. Kebanyakan dari mereka menolak dan tidak setuju atas argumentasi dari Pandji sebab kata-kata yang diucapkan tak sesuai dengan fakta yang terjadi di masyarakat.

Tempat dan Waktu

Setahu saya yang sebenarnya masih jauh dari kata pandai, setelah membaca klarifikasi Dr. Thamrin, ternyata ada pengutipan yang dilakukan secara tidak utuh oleh Pandji. Ada beberapa pasang kata yang terlewatkan saat Pandji mengutip perkataan dari Dr. Thamrin. Dia tidak memaknai kata-kata Dr. Thamrin yang terbatas akan dimensi dan waktu. 

Dalam klarifikasi yang telah disampaikan oleh Dr. Thamrin disebutkan bahwa, Dr. Thamrin menjelaskan tentang teks-konteks atas pernyataan nya itu. Konteks tersebut adalah ketika dulu beliau sedang membahas kondisi kelompok miskin kota di perkampungan kumuh Jakarta. Lebih spesifik terdapat penekanan kata Jakarta dan tidak menyama ratakan semua kota dan daerah.

Yang jadi persoalan disini adalah, kutipan yang dilakukan oleh seorang Pandji dinilai kurang menyeluruh dan hanya menyomot tanpa memberikan penekanan serta penjelasan lebih lanjut. Maka tidak heran muncul berbagai macam komentar dan respon negative yang mengarah langsung kepada stand up comedian tersebut.

Benarkah NU jauh dari rakyat?

Dr, Thamrin kembali memberikan penjelasan bahwa, yang dimaksud dengan NU dan Muhammadiyah kurang mendampingi adalah untuk kelompok miskin di daerah Jakarta bukan di daerah lain. Kemudian atas kekosongan tersebut lalu diisi oleh FPI.

Dr. Thamrin, tentunya sebagai seorang pakar sosiolog yang sering melakukan research mengenai perilaku dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, seorang Dr. Thamrin jelas sudah tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun