Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

New Home Brings New Hope

1 Mei 2017   21:03 Diperbarui: 1 Mei 2017   21:22 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Tiap hari bekerja adalah tantangan dan perjuangan.

Stress iya..banget..istriku support sekali.

Hari ini big boss client-ku memberikan testimony bagus untukku dan team yang cuma 3 orang dan di-share ke seluruh divisi. Aku bertanggung jawab untuk client di Eropa, sedangkan 2 anggota team lain bertugas mengurusi client Asia dan Amerika. Manajerku meneleponku untuk menginformasikan performance kami yang bagus. Terhibur… Thanks God. Terima Kasih istriku. Besok masih harus berjuang”

Pesan melalui WA diatas saya terima 29 April 2017 dari sahabat yang tinggal dan bekerja di Eropa

Kembali saya menerawang ke masa ketika kami masih SMA. Sahabat itu dulunya nampak seperti orang biasa. Tak pernah merasa pintar dari sahabat yang lain. Sekali pernah melihat dia mabuk dan mampu mengerjakan matematika integral.

Senyumnya menunjukkan sebenarnya dia adalah pemalu.Di sisi lain badannya memang kecil namun nyalinya untuk berkelahi berbanding terbalik dengan postur tubuhnya. Jangan tanya keberaniannya kalau berhadapan dengan dunia nyata manusia.

Asal jangan kau tanya dia tentang setan jin dan mahkluk astral. Dia pernah ingin memukulku karena kuajak naik sepeda motor memotong jalan setapak di tengah kuburan jam 12 malam. Hanya setan dan jin yang tak mampu dia kelola. Terkadang sahabat sahabat lain mencandainya dengan membicarakan topik jin dan setan menjelang kami bubaran pulang setelah nongkrong malam sewaktu SMA.

"Hati hati di jembatan itu dulu tempat pembuangan mayat, korban pembantaian geger tahun 1965. Kalau malam seperti ini walaupun air sungai mengalir tenang,selalu ada bunyi pyok..pyok..pyok...orang bilang itu memedi (setan) kopyok. Setan yang bercanda di air tenang yang mengeluarkan suara seperti layaknya orang mencuci pakaian di kali" seorang teman mengatakan dengan wajah serius bermaksud becanda. Namun kawan saya ini takut beneran.

Dia cenderung kurang percaya diri bilamana menyangkut perasaan wanita. Kisah cintanya hampir selalu getir dan tak pernah manis. Selalu ada bumbu perbedaan. Satu kali perbedaan believe system. Kali lain mungkin perbedaan rasa. Rasa jadah berwarna putih dan rasa wajik berwarna coklat. Karena dia hanya takut kepada jin dan setan (bukan kepada manusia),dia berani mendobrak siapapun(tanpa kecuali) yang mengatakan wajik tak bisa bersatu dengan jadah. Dua jenis warna dan rasa itu sekarang mendayung diantara dua karang mengarungi bahtera rumah tangga. Kalau ingin bukti dari kebenaran romantisme shakespeare adalah pasangan kawan saya ini.The course of true love never did run smooth.

Hampir 3 tahun lalu ketika dia pulang ke indonesia tak banyak kami punya waktu bertemu. Hanya obrolan biasa yang keluar darinya bukan ocehan panjang lebar tentang keberhasilannya berkiprah di eropa. “Jangan hanya melihat ujungnya, semuanya itu berproses sampai akhirnya kita mendarat ke suatu titik” ujarnya ketika itu

Kawan saya ini tak pernah melewati ritual perkawinan ala Jawa yang penuh dengan sImbol dan filosofi. Namun karakter yang ditunjukkan kawan ini mengingatkan saya pada gapura masuk ke pelaminan perkawinan ala ritual Jawa dipenuhi dengan berbagai macam jenis tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun