Tindak tutur dapat ditemukan dalam komunikasi sehari-hari, dan dapat ditemui juga dalam karya sastra, salah satunya yaitu film. Malalui film ini terjadi interaksi komunikasi antar tokoh. Tokoh yang terdapat di dalam film menyampaikan maksud dan pesan melalui percakapan-percakapan. Di dalam percakapan tersebut tekandung adanya adegan, setting, dan topik pembicaraan tertentu yang merupakan bagian dari konteks tuturan. Dengan adanya konteks tuturan, maka dapat memudahkan untuk memahami maksud dari sebuah tuturan. Hal inilah yang menjadikan film dapat dijadikan sebagai media penyampaian pesan yang efektif bagi para penonton. Dengan alasan yang membuat film layak dikaji lebih lanjut pada kajian tindak tutur, khususnya tindak tutur makna ilokusi.
  Supaya komunikasi ini berlangsung di antara pihak yang berkomunikasi harus ada kontak berdekatan. Secara fisik kontak berdekatan belum berarti terciptanya situasi tutur. Penutur harus mengambil perhatian pihak yang akan dan sedang diajak bicara atau berkomunikasi. Di dalam komunikasi tersebut terdapat fungsi tindak tutur. Fungsi tindak tutur dari satu bentuk tuturan melebihi satu fungsi. Fungsi yang dikehendaki oleh penutur dan yang kemudian dipahami oleh mitra tutur bergantung pada konteks yang mengacu ke tuturan yang mendahului atau mengikuti tuturan.
  Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tuturan yang terjadi dalam dialog film "Ketika Cinta Bertasbih" karya Habiburrahman El Shirazy, untuk mengkaji terhadap makna ilokusi. Halnya dalam dialog film "Ketika Cinta Bertasbih" karya Haburrahman El Shirazy diduga mengandung tindak tutur makna ilokusi. Tindak tutur ilokusi disini disebut sebagai tindakan melakukan sesuatu, sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan sesuatu, juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat berkaitan dengan makna, karena makna bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan sehingga hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahasa maka dapat saling dimengerti.  Bila hal tersebut terjadi, tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur ilokusi (Wijana, 1996:18).
  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur makna ilokusi yang terdapat pada dialog film "Ketika Cinta Bertasbih" karya Habiburrahman El Shirazy, bahwasanya agar mengetahui konteks yang mengandung makna ilokusi. Karena peristiwa tutur terbatas pada kegiatan, atau aspek-aspek kegiatan yang secara langsung diatur oleh kaidah atau norma bagi penutur. Dengan demikian, tindakannya merupakan karakteristik tuturan dalam komunikasi. Diasumsikan bahwa dalam merealisasikan tuturan atau wacana, seseorang berbuat sesuatu, yaitu performansi tindakan.
  Dalam penelitian ini peneliti memilih judul "Tindak Tutur makna Ilokusi pada Dialog Film  Ketika Cinta Bertasbih" karya Haburrahman El Shirazy", dikarenakan tuturan makna ilokusi yang terdapat dalam dialog film "Ketika Cinta Bertasbuh" sangat beragam.
  Sebagaimana dalam teori fungsional disini yaitu teori yang mendefinisikan bahasa sebagai sebuah bentuk komunikasi dan yang ingin memperlihatkan bagaimana bahasa bekerja dalam sistem-sistem masyarakat manusia yang lebih besar. Istilah-istilah yang menandai hadirnya fungsionalisme ialah , maksud , tujuan, sasaran, rencana. Teori fungsional digunakan untuk membahas ilokusi-ilokusi atau makna dari segi maksud.
  Sehingga dapat dikaitkan dengan pragmatik, pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari bagaimana seseorang menyampaikan  tuturan yang bersifat informasi atau pun  yang membutuhkan respon dan jawaban bahkan tindakan. Sederhananya, pragmatik merupakan tindak tutur yang dilakukan setiap manusia dalam kegiatan sehari-hari dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga dapat membentuk suatu komunikasi.
  Maka berdasarkan penelitian ini peneliti telah melakukan pengamatan terhadap objek yang mengangkat pada konteks dalam analisis tindak tutur makna ilokusi pada dialog film "Ketika Cinta Bertasbih" karya Haburrahman El Shirazy, berikut pengumpulan data yang telah diamati.
Gambar 1
Menit  : 5:56
Kejadian konteks : Siang Hari