Mohon tunggu...
Money

Marketer Ala Legendaris

22 Oktober 2017   20:09 Diperbarui: 22 Oktober 2017   20:14 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pembahasan kali ini membahas mengenai sifat Tabligh yang berkenaan dengan etika bisnis Islam

Tabligh atau yang dalam bahasa Indonesia berarti penyampaian. Berasal dar bahasa Arab yakni asal kata dari Ballagha-yuballighu Tablighan. Penyampaian itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai proses, cara, dan perbuatan menyampaikan. Tabligh juga merupakan salah satu sifat dari Rasulullah SAW. menyampaikan yang benar dalam kehidupan beragama dan dalam kehidupan bermasyarakat sangat diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dan kesewenang-wenangan serta tindak kejahatan dan perbuatan dosa, baik dalam pelaksanaan ajaran agama dan norma-norma maupun aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.

Sebagaimana firma Allah SWT, dalam Al-Quran Surah Al-Maidah : 67 sebagai berikut yang artinya " Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan). Sesungguhnya, Allah tidak memberi petunjuk pada orang-orang kafir.  "(QS. Al Maidah: 67).

Sifat  Tabligh juga bisa diartikan sebagai komunikasi, keterbukaan, serta cara pemasaran. Tabligh merupakan gaya hidup muslim karena setiap mengemban tanggung jawab dakwah yakni menyeru, mengajak, memberitahu. Sifat ini apabila sudah mendarah daging pada setiap muslim, apalagi yang bergerak dalam bidang ekonomi dan bidang bisnis, akan menjadikan setiap pelaku ekonomi serta bisnis yang dijalankan sebagai pemasar yang tanggung dan lihai. Sifat Tabligh ini merupakan ilmu komunikasi personal maupun massal, pemasaran, penjualan, periklanan, pembemtukan opini massa, mamajemen, iklim keterbukaan dan lain sebagainya.

Jika di kaitkan dengan etika bisnis Islam, maka orang yang memiliki sifat tabligh dalam melakukan usahanya tentu akan menyampaikan dengan benar dan dengan tutur kata yang tepat. Tidak ada yang di sembunyikan meski itu menyinggung mitranya. Sebagaimana firman Allah SWT " Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (qaulansadidun), niscaya Allah akan memperbaiki bagimu amal-amalmu dan dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar  "(QS. Al Ahzab [33]: 70-71).

Adapun tafsirnya yaitu ayat ini sudah sangat jelas ditujukan kepada kaum muslimin. Menganjurkan dan memerintahkan kepada kaum muslimin untuk bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya yaitu menjauhi larangannya dan menjalankan segala perintahnya dalam keadaan lapang maupun susah.

Anjuran dan perintah dari Allah bahwa hendaknya kaum muslimin senantiasa mengatakan sesuatu dengan jujur. Kewajiban mengatakan kebenaran walau terasa pahit dan hanya berkata tentang suatu kebenaran.

Jika dua hal di atas di jalankan dengan sebenar-benarnya niscaya Allah akan melimpahkan kebaikan terhadap apa yang sudah kita amalkan dan insya Allah akan di sempurnakan amalan kebaikan kita.

Picthall, seorang ahli komunikasi menerjemahkan kata-kata qaulansadidun yakni orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah memiliki pembicaraan yang benar, mereka biasanya adalah orang-orang yang ibadahnya baik akhlaknya baik, dan dalam bermuamalah selalu terpelihara dari bisnis yang transaksinya terlarang. Alangkah muliuanya jika dalam mengelola bisnis kita memiliki sifat qaulansadidun atau Tabligh. Lebih dari itu seorang pebisnis Islami harus memiliki gagasan-gagasan, juga harus mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasannya secara tepat dan mudah dipahami oleh siapa pun yang mendengarkan. Selain itu juga tersirat makna Al hikmah (penyampaian yang baik) dalam Quran An-Nahl [16]:125, bahwa seorang pebisnis juga harus mampu berargumentasi, berdialog, dan berdiskusi dengan baik. Untuk itu sifat Tabligh merupakan salah satu (KSF) Key Succes Factors.

Jika berbicara mengenai hubungan atau kaitan antara Tabligh dengan etika bisnis Islam maka tak luput pula akan membahas tentang ekonomi, salah satunya yaitu marketing. Jika kita seorang marketer maka kita harus mampu menyampaikan keunggulan-keunggulan produk dengan menarik dan tepat sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan kebenaran (Transparency and Fairness). Seorang marketer mestilah sosok komunikator yang ulung, yang mampu menjembatani antara pihak perusahaan dan pihak customer.

Apabila berkaca kepada legendaris marketing kita yaitu Rasullullah SAW maka terdapat beberapa tips-tips atau strategi marketing sebagai berikut:

  • Jadikan " jujur " sebagai Brand bisnis
  • Sayangi pelanggan
  • Bedakan jenis produk Anda
  • Tidak menjual sesuatu yang haram
  • Tidak melakukan sistem perdagangan terlarang
  • Tidak terlalu banyak mengambil untung
  • Tidak membiasakan bersumpah ketika berdagang, sebab cara seperti itu melariskan dagangan lalu menghilangkan keberkahannya
  • Penjual dilarang melebihkan timbangan
  • Pemaaf, mempermudah dan lemah lembut dalam berjual beli
  • Tidak boleh memakan dan memonopoli barang dagangan tertentu
  • Pintar beriklan atau promosi
  • Transparasi atau keterbukaan
  • Networking di wilayah lain
  • Cakap dalam berkomunikasi dan bernegosiasi
  • Barang perniagaan harus bermutu, murah, bermanfaat, dan berkualitas
  • Adapun etika yang harus di gunakan seorang marketing yang sesuai dengan etika bisnis Islam adalah sebagai berikut:
  • Memiliki kepribadian spiritual(takwa)
  • Berkepribadian baik dan simpatik
  • Berlaku adil dalam berbisnis
  • Melayani nasabah dengan rendah hati
  • Selalu menepati janji dan tidak curang
  • Jujur dan terpercaya
  • Tidak suka berburuk sangka
  • Tidak suka menjelek-jelekkan
  • Tidak melakukan suap.
  • Selain dari etika seorang marketer di atas terdapat hal-hal yang harus di hindari sebagai berikut:
  • Melakukan transaksi terhadap produk yang mengandung unsur maisir, gharar riba
  • Tidak adil dalam penentuan tarif
  • Menjual barang hasil curian dan korupsi
  • Melakukan penekanan dan pemaksaan terhadap pelanggan
  • Menimbun barang untuk menaikkan harga
  • Khianat atau tidak menepati janji
  • Mematikan pedagang kecil
  • Mempermainkan harga
  • Mengambil keuntungan yang besar

Sekian pembahasan kali ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Aamiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun