Mohon tunggu...
Inovasi

Persebaran dan Identifikasi Jasa Ekosistem

17 Februari 2017   17:00 Diperbarui: 17 Februari 2017   17:23 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.capetalk.co.za

Jasa ekosistem pasti terjadi di alam, jenis jasa ekosistem yang ada tergantung sama jenis penggunaan lahan (land use) yang ada. Tadinya sih mau nulis persebaran jasa ekosistem yang ada di Indonesia, cuma kayaknya bakal banyak banget kalo disebutin satu per satu (mengingat seluruh provinsi di Indonesia hampir punya semua bentuk penggunaan lahan), jadi ya base on land use aja ya. (so far bisa diselidiki sendiri provinsi kamu sebenernya udah punya jasek apa aja). 

Bahasanku hari ini bersumber dari Millennium Ecosystem Assessment Reporting Categories, sejak tahun 2005.

1. Marine (Perairan laut) (Hattam, dkk, 2015)
Yang masuk dalam kategori marine ini adalah lautan (dimana aktivitas penangkapan ikan teradi). Golongan marine yang dimaksud adalah lautan yang memiliki kedalaman lebih dari 50 m.
Jenis jasa ekosistem yang biasa ada di marine 
Provisioning:
a. Makanan: jenis ikan-ikan maupun makhluk laut lainnya.
b. Bahan Mentah: ini bisa berkaitan sama fungsi sumber obat-obatan sama sumber genetik. Banyak banget dari perairan laut yanng menyediakan bahan-bahan mentah dari hal tersebut.
Regulating:
a. Air purification: untuk kesehatan (baik manusia, tumbuhan, maupun hewan)
dan membantu dalam crop productivity.
b. Pengaturan Iklim: ternyata perairan juga penyimpan karbon loh.
c. Disturbance prevention and regulation: bisa sebagai kontrol erosi maupun indikator kehilangan lahan (dalam hal ini kaitannya dengan abrasi pantai)
d. Regulasi pengaturan aliran air: berperan dalam siklus air. Perairan merupakan daerah hilir dari perjalanan aliran air.
e. Pengolahan Limbah: terjadi proses degradasi maupun demineralisasi atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba dan juga detritus.
f. Perlindungan Abrasi Pantai: Ini berhubungan sama disturbance prevention tadi. Jadi keberadaan dari rumput laut, lamun, saltmarsh, maupun tiram menjadi indikatornya.
g. Kontrol Biologis: Di laut tentunya ada predator. Untuk menjaga keseimbangan populasi spesies dalam suatu ekosistem, butuh adanya pesaing dari predator-predator ini agar organisme pengganggu dapat dikendalikan (tidak meledak populasinya dsb).
Pemeliharaan komunitas yang kuat dan terstruktur. Diharapkan keragaman hayati dapat memelihara komunitas-komunitas yang ada agar tetap kuat dan terstruktur.
Supporting:
a. Habitat migrasi dan persemaian: Perairan laut sebagai sarana untuk migrasi makhluk hidup (bisa ikan, bisa burung) dan perairan laut ini menyediakan tempat yang sesuai untuk itu.
b. Perlindungan terhadap kolam genetik: Semakin asli suatu ekosistem, semakin tinggi keragamannya, termasuk dalam hal genetik. Hal ini dimiliki juga oleh ekosistem perairan laut.
Cultural:
Cultural yang teridentifikasi sendiri ada banyak, edukasinya dapet, bisa melakukan olahraga juga disini, kemudian sumber inspirasi, belajar keragaman budaya lokal, spiritualnya juga dapet, dan sebagainya.

2. Coastal Ecosystem (Borchert dan Link, 2015)
Ekosistem pesisir berada lebih atas dari perairan (lebih tepatnya setelah letak perairan). Yang termasuk dalam golongan ekosistem pesisir adalah antara 50 meter di bawah permukaan laut dan 50 meter di atas permukaan air pasang tinggi atau memperpanjang darat ke jarak 100 kilometer dari pantai. Termasuk terumbu karang, zona intertidal, muara, budidaya pesisir, dan lamun.
Provisioning: penyediaan yang dimiliki oleh ekosistem pesisir ini mirip dengan yang disediakan oleh perairan laut. Mulai dari makanan hingga sumber obat-obatan.
Regulating: 
a. Regulating the spread disease: Ekosistem yang masih asri, seperti yang disebutkan di atas, fungsinya akan semakin banyak. Daerah pesisir dapat menjadi buffer untuk daerah di atasnya, termasuk dalam hal penyebaran penyakit ini
b. Pengolahan Limbah: Mirip dengan yang terjadi di marine ecosystem, detritus dan dekomposer membantu dalam proses pengolahan limbah ini. Selain itu, alam secara fisik juga membantu dalam proses ini.
c. Pengaturan Iklim: Pesisir juga berperan dalam penyimpanan karbon.
d. Buffering of natural hazards: Contohnya banyak, bisa abrasi pantai, air pasang, dan hal-hal lain yang umum terjadi di daerah pesisir.
Supporting:
a. Penyedia habitat: Banyak hewan dan tumbuhan yang hidup di daerah pesisir, diantaranya terumbu karang, lamun, dan juga mangrove. Selain penyedia habitat, tentunya ekosistem ini memberikan area untuk setiap makhluk hidup berinteraksi.
b. Sumber terjadinya siklus abiotik: Siklus nutrisi, salah satu yang disediakan prosesnya di daerah pesisir ini.
Cultural: Rekreasi. Salah satu hal yang umum dilakukan di ekosistem ini. Selain itu bisa juga kita sumber edukasi.

Sumber: modifikasisepedamotor.com
Sumber: modifikasisepedamotor.com
3. Inland Waters (UNEP, 2015)
Golongan inland waters diantaranya badan air permanen pedalaman dari
zona pesisir, dan daerah-daerah yang ekologi yang didominasi oleh air permanen, musiman, atau intermiten terjadinya kondisi banjir.
Intinya sih masih daerah perairan, cuma yang lebih di atas (biasanya udah masuk daerah air tawar). Contohnya: sungai, danau, reservoir, dataran banjir, waduk, dan lahan basah.
Provisioning:
a. Makanan: ikan, wild game, buah2an dan biji2an,
b. Fresh Water: penyediaan dan retensi air untuk lokal, industri, dan pertanian.
c. Fiber and fuel production: log-log kayu, bahan bakar kayu, fodder, gambut.
d. Ekstraksi biomaterial mentah: untuk obat2an, genetik patogen, dan ornamental spesies, dll.
e. Biodiversity species and gene pool 
Regulating:
a. Pengaturan Iklim: gas rumah kaca, temperatur, hujan, dan proses iklim lainnya, termasuk komposisi kimia yang ada di atmosfer.
b. Aliran hidrologi dan resapan air tanah: Sebagai penyimpanan air untuk keperluan pertanian dan industri.
c. Kontrol polusi dan detoksifikasi: dari retensi sinar matahari, untuk recovery,dan memindahkan kelebihan nutrisi dan polusi.
d. Erosi: retensi tanah
e. Bencana Alam: Kontrol banjir dan perlindungan badai.
Supporting:
a. Formasi Tanah: retensi sedimen dan akumulasi materi organik.
b. Siklus Nutrisi: penyimpanan, daur, proses, dan akusisi dari nutrisi.
c. Polinasi: mendukung keberadaan polinator.
Cultural:
a. Spiritual and inspirational: personal feelings and well-being
b. Rekreasi: Kesempatan untuk berekreasi dan beraktivitas sosial.
c. Aesthetic: Apresiasi terhadap susunan yang ada di alam.
d. Edukasi: Sarana edukasi formal, non formal, dan training.

4. Hutan (http://www.aboutvalues.net/ecosystem_services/)
Lahan yang didominasi oleh pohon-pohon; sering digunakan untuk
kayu, kayu bakar, dan hutan non-kayu produk. Yang digolongkan sebagai hutan adalah lahan dengan penutup kanopi minimal 40 persen oleh tanaman berkayu lebih tinggi dari 5 meter.
Provisioning:
a. Makanan: ikan, wild game, buah2an dan biji2an,
b. Fresh Water: sungai-sungai yang ada di hutan jelas menyediakan air yang bersih.
c. Fiber and fuel production: log-log kayu, bahan bakar kayu, fodder, gambut.
d. Ekstraksi biomaterial mentah: untuk obat2an, genetik patogen, dan ornamental spesies, dll.
e. Biodiversity species and gene pool 
Regulating:
a. Pengaturan Iklim: sumber stok karbon dan penyerapan karbon.
b. Aliran hidrologi dan resapan air tanah: Sebagai penyimpanan air untuk keperluan pertanian dan industri.
c. Kontrol erosi dan kesuburan tanah: siklus di hutan (terutama di tanah) membantu dalam kontrol erosi dan menjaga kesuburan tanah
d. Pengolahan Limbah: Proses dekomposisi oleh detritus dan dekomposer.
e. Bencana Alam: Kontrol banjir,perlindungan badai, dan bencana alam lainnya.
Supporting:
a. Formasi Tanah: retensi sedimen dan akumulasi materi organik.
b. Siklus Nutrisi: penyimpanan, daur, proses, dan akusisi dari nutrisi.
c. Polinasi: mendukung keberadaan polinator.
d. Habitat: Hutan menyediakan tempat tinggal bagi beragam jenis hewan.
e. Keragaman Genetik: Hutan yang masih asli, masih banyak keragaman genetiknya (dan terjaga juga)
Cultural:
a. Spiritual and inspirational: personal feelings and well-being
b. Rekreasi: Kesempatan untuk berekreasi dan beraktivitas sosial.
c. Aesthetic: Apresiasi terhadap susunan yang ada di alam.
d. Edukasi: Sarana edukasi formal, non formal, dan training. 

5. Lahan Kering. (UNEP, 2015)
Lahan di mana produksi tanaman terbatas oleh ketersediaan air; penggunaan dominan besar mamalia herbivora, termasuk penggembalaan ternak, dan budidaya. Kategori ini merupakan lahan dengan curah hujan tahunan kurang dari dua pertiga dari potensi penguapan, dari kering daerah subhumid (rasio berkisar 0,50-0,65), melalui semi kering, gersang, dan hyper-arid (rasio <0,05), tetapi tidak termasuk daerah kutub; lahan kering termasuk tanah dibudidayakan, scrublands, shrublands, padang rumput, semi-gurun, dan gurun.
Provisioning:
a. Produksi Biologis: makanan dan fiber, bahan bakar kayu, bahan biokimia (seperti obat-obatan), dan sebagainya.
b. Fresh Water: floodwater, water storage, irrigation, etc.
Regulating:
a. Pengaturan Iklim: evapotranspirasi, stok karbon.
b. Aliran hidrologi dan resapan air tanah: reservoir air, sarana kebutuhan pertanian.
lainnya.
Supporting:
a. Formasi Tanah: retensi sedimen dan akumulasi materi organik.
b. Siklus Nutrisi: penyimpanan, daur, proses, dan akusisi dari nutrisi.
c. Polinasi: mendukung keberadaan polinator.
Cultural:
a. Spiritual and inspirational: personal feelings and well-being
b. Rekreasi: Kesempatan untuk berekreasi dan beraktivitas sosial.
c. Aesthetic: Apresiasi terhadap susunan yang ada di alam.
d. Edukasi: Sarana edukasi formal, non formal, dan training.
e. Cultural Diversity: Kekayaan budaya lokal.

6. Pulau.
Lahan terisolasi oleh sekitar air, dengan proporsi yang tinggi dari pantai ke
pedalaman.
Jasa ekosistem di pulau bergantung pada bentuk penggunaan lahannya. Bisa di dalamnya ada hutan/pesisir/dan juga daerah pertanian

7. Pegunungan (Halada, 2010)
Golongan lahan curam dan tinggi. Gunung diklasifikasikan menggunakan kriteria berdasarkan elevasi sendiri, dan pada ketinggian yang lebih rendah, pada kombinasi elevasi, kemiringan, dan kisaran elevasi lokal. Secara khusus,
elevasi> 2.500 meter, ketinggian 1,500-2,500 meter dan kemiringan> 2 derajat, ketinggian 1.000-1.500 meter dan kemiringan> 5 derajat atau kisaran ketinggian lokal (7 kilometer radius)> 300 meter, elevasi 300-1,000 meter dan
Kisaran (radius 7 kilometer) elevasi lokal> 300 meter, cekungan dalam terisolasi dan dataran tinggi kurang dari 25 persegi kilometer sejauh yang dikelilingi oleh pegunungan.
Provisioning:
a. Makanan: Lahan pertanian di gunung menyediakan kebutuhan pangan.
b. Fiber and Fuel: Hutan pegunungan menyediakan kayu dan sumber fiber lainnya.
c. Sumber Genetik: populasi liar yang terdapat di pegunungan membuatnya menyimpan sumber genetik yang cukup besar.
Regulating:
a. Siklus Air: pegunungan berperan dalam siklus air yang memberikan dampak pada iklim regional. Pegunungan juga berperan dalam penyimpanan air.
b. Bencana Alam: vegetasi dan formasi tanah di pegunungan berperan dalam mengendalikan bencana alam.
c. Air quality regulation: Vegetasi pegunungan membantu dalam regulasi udara sejuk.
d. Kontrol Erosi: Vegetasi pegunungan berperan dalam menjaga erosi (slope erosion and leaching process).
Supporting:
a. Habitat: Penggunaan lahan di pegunungan menyokong fungsi tempat tinggal habitat pegunungan.
b. Keragaman Spesies: Pegunungan membantu memelihara keragaman spesies yang hidup di dalamnya.
Cultural:
a. Aesthetic Service: Hewan dan Tumbuhan endemik pegunungan mendukung fungsi ini.
b. Cultural Heritage: Hutan tradisional dan mosaic landscape yang unik memberikan warisan tersendiri.
c. Rekreasi dan Wisata: Dapat dijadikan destinasi wisata dan rekreasi.
d. High Diversity and Culture: Masih kaya akan keanekaragaman budaya.

8. Kutub
Termasuk tutupan es, daerah didasari oleh permafrost, tundra, gurun kutub, dan wilayah pesisir kutub. Tidak termasuk highaltitude sistem dingin di lintang rendah.
Provisioning:
a. Makanan: sumber bahan pangan berupa hewan (umumnya di kutub hewan)
b. Fiber and Timber: Penyedia kayu dan fiber
c. Sumber obat-obatan: Masih dapat ditemukan tanaman untuk obat-obatan.
Regulating:
a. Pengaturan Iklim: Wilayah kutub sering dijadikan indikator perubahan iklim
Supporting:
a. Habitat: Tempat tinggal spesies kutub
b. Keragaman Spesies: Keragaman spesies di daerah kutub
Cultural:
a. Aesthetic Service: Hewan dan Tumbuhan endemik pegunungan mendukung fungsi ini.
b. Cultural Heritage: Hutan tradisional dan mosaic landscape yang unik memberikan warisan tersendiri.

9. Wilayah Budidaya (UNEP, 2015)
Umumnya lahan pertanian/agroforestri/perikanan budidaya(akuakultur)
Provisioning:
a. Makanan: sumber bahan pangan berupa hewan (umumnya di kutub hewan)
b. Air Bersih: Lahan budidaya berperan dalam pemeliharaan air bersih (air dalam tanah) berkat vegetasinya.
Regulating:
a. Pengaturan Iklim: Wilayah kutub sering dijadikan indikator perubahan iklim
b. Kesuburan Tanah: Formasi tanah berperan dalam menjaga kesuburan tanah (tentunya untuk produktivitas lahan)
Supporting:
a. Habitat: Tempat tinggal hewan dan tumbuhan budidaya.
b. Keragaman Spesies: Keragaman spesies di wilayah budidaya memang tidak setinggi di hutan, namun tetap tersedia keanekaragaman hayati di wilayah budidaya.
c. Siklus Nutrisi: Daerah ini merupakan daerah yang diolah, siklus nutrisi jelas diperhatikan oleh manusia.
Cultural:
a. Aesthetic: Apresiasi terhadap susunan yang ada di alam.
b. Edukasi: Sarana edukasi formal, non formal, dan training.
c. Cultural Diversity: Kekayaan budaya lokal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun