Mohon tunggu...
Rifqoh Roziah
Rifqoh Roziah Mohon Tunggu... mahasiswa -

masih dalam proses menjadi seseorang yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Bunuh Impianku

25 Februari 2018   07:16 Diperbarui: 25 Februari 2018   08:35 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: http://www.designworklife.com

"Dek kalau udah gede mau jadi apa?"

Hampir semua dari kita pernah mendapatkan pertanyaan seperti itu bukan? Mungkin seseorang yang belum pernah mendapatkan pertanyaan tersebut hidupnya kurang afdol.

Umumnya saat masih taman kanak-kanak ataupun sekolah dasar guru kita pernah menanyakan apa cita-cita dimasa mendatang.

Setiap anak mempunyai profesi impian yang ia cita-citakan. Meskipun cita-cita seorang anak semasa kecil belum tentu terwujud dimasa depan. Namun, seorang anak yang memiliki cita-cita adalah nilai positif.

Cita-cita seorang anak kecil mungkin bisa saja berubah ketika sang anak kecil tumbuh menjadi seorang pemuda. Atau bahkan cita-citanya masih bisa berubah saat mereka akan memasuki usia dewasa muda.

Seorang anak mungkin saja memiliki impian untuk menjadi petani. Kemudia saat ia duduk dibangku SMP ia ingin menjadi pengusaha. Namun saat ia SMA ingin kuliah jurusan Filsafat.

Perubahan cita-cita seiring berjalannya waktu merupakan hal yang lumrah terjadi. Saya pun dulu juga seperti itu.

Mengapa kita sering tidak konsisten dengan cita-cita kita? Mungkin penyebabnya adalah kita tidak pernah diajari untuk membangun cita-cita ataupun impian dengan sungguh-sungguh. Semasa kecil kita hanya ditanyai cita-cita sembari "sambil lalu" saja oleh orang dewasa disekitar kita. Entah itu orang tua, guru, ataupun masyarakat dilingkungan kita. Atau mungkin kita malah mendapatkan kekerasan verbal dari jawaban cita-cita kita. Hingga memutuskan untuk berlain cita-cita dari yang semula.

Perubahan cita-cita juga terjadi karena perkembangan pemikiran mereka. Setelah mencerna, mengamati, memahami, dan mencari tahu tentang cita-cita lama hingga memutuskan pada cita-cita mereka yang baru.

Bagaimana membangun cita-cita anak?

  • Beri dukungan. Walaupun kita menganggapnya impiannya adalah hal yang mustahil. Jangan diabaikan, beri dukungan agar tumbuh rasa percaya diri untuk mereka mewujudkannya.
  • Kenalkan cita-cita mereka. Beri pengetahuan mengenai cita-cita kepada mereka mengenai profesi yang mereka impikan.
  • Semua bisa saja terjadi. Jangan mengolok apapun cita-sita anak. Meskipun kita pernah menganggapnya tidak mungkin. Semua bisa saja terjadi.

Jangan bunuh cita-cita, mimpi, ataupun impian anak.

Selalu beri dukungan positif agar mereka bisa maju dan merasa mendapatkan dukungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun