Perbedaan kehidupan antara kota dan desa dari berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, dan lingkungan. Masyarakat desa cenderung memiliki solidaritas mekanik, di mana hubungan sosial sangat erat dan kebanyakan didasarkan pada kesamaan dan keterikatan tradisional. Di desa, komunitas lebih akrab, dan ada perasaan solidaritas serta dukungan sosial yang tinggi mempunyai hubungan sosial lebih kompleks, individualistis, dan didasarkan pada perbedaan peran. Masyarakat kota sering memiliki hubungan yang lebih longgar karena adanya spesialisasi pekerjaan dan peran dalam masyarakat. Hal ini sering mengarah pada kehidupan yang lebih individualistis, meskipun tetap ada rasa ketergantungan pada komunitas yang lebih luas. Kehidupan di desa lebih tenang dan dapat mendukung kesejahteraan yang lebih baik. Lingkungan desa yang damai, tenang, dan penuh dengan keindahan alam dapat memberikan kenyamanan emosional dan menurunkan tingkat stres, sehingga banyak orang merasa lebih damai di desa. Sedangkan kehidupan perkotaan sering kali mengalami degradasi lingkungan dan polusi yang tinggi karena industrialisasi dan urbanisasi. Di kota, ruang hijau seringkali terbatas, sehingga interaksi dengan alam berkurang. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Di sisi lain, desa memiliki hubungan yang erat dengan alam dan ekosistem. Masyarakat desa lebih bergantung pada sumber daya alam dan lingkungan sekitar, sehingga mereka lebih menghargai alam dan memiliki gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Penduduk desa umumnya memiliki interaksi yang lebih rutin dengan alam, yang dapat memberikan manfaat kesehatan serta memupuk kesadaran lingkungan yang lebih tinggi. Di kota lebih baik dalam segi infrakstruktur kota yang memiliki lebih banyak lembaga pendidikan, fasilitas, dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Teknologi dan internet juga lebih mudah diakses, sehingga masyarakat kota memiliki peluang lebih besar untuk memanfaatkan kemajuan teknologi. Di desa, akses pendidikan dan teknologi masih terbatas. Hal ini diperburuk oleh jarak yang jauh ke sekolah atau institusi pendidikan tinggi dan keterbatasan infrastruktur teknologi. Namun, penduduk desa seringkali memiliki pengetahuan tradisional yang mendalam, terutama dalam bidang pertanian dan kehidupan alami yang jarang ditemukan di kota.
Kehidupan di kota lebih terstruktur dan berorientasi pada kapitalisme dan ekonomi formal. Kota menyediakan lebih banyak kesempatan kerja dalam berbagai sektor, terutama di bidang industri, jasa, dan teknologi. Weber menekankan bahwa perkembangan ekonomi di kota menciptakan birokrasi dan spesialisasi dalam pekerjaan, sehingga masyarakat kota lebih berorientasi pada pekerjaan dan kompetisi, memilih untik tinggal di kota terdapat solidaritas organik yang di mana hubungan sosial lebih kompleks, individualistis, dan didasarkan pada perbedaan peran. Masyarakat kota sering memiliki hubungan yang lebih longgar karena adanya spesialisasi pekerjaan dan peran dalam masyarakat. Hal ini sering mengarah pada kehidupan yang lebih individualistis, meskipun tetap ada rasa ketergantungan pada komunitas yang lebih luas. Sedangkan di Desa masyarakat cenderung bekerja di bidang pertanian atau sektor informal dan memiliki ketergantungan pada alam dengan sistem ekonomi yang lebih sederhana, kehidupan di desa lebih berorientasi pada kebutuhan dasar dan keberlanjutan daripada kompetisi. Penduduk di desa sering memiliki kualitas udara yang lebih baik dan tingkat polusi yang lebih rendah dibandingkan di kota. Lingkungan desa yang alami dan jauh dari aktivitas industri besar membuat kualitas udara di desa lebih bersih, sehingga resiko penyakit pernapasan cenderung lebih rendah. Di sisi lain, kota sering kali menawarkan akses yang lebih baik ke fasilitas kesehatan, rumah sakit besar, dan tenaga medis, meskipun kualitas udara dan lingkungan kota mungkin kurang baik, akses terhadap pelayanan kesehatan dan pengobatan lebih mudah dijangkau di kota. Ini bisa berkontribusi pada harapan hidup yang lebih tinggi di beberapa kota besar, dibandingkan dengan desa yang aksesnya ke fasilitas kesehatan lebih terbatas.
Untuk menarik kesimpulan pada artikel diatas dapat dikatakan bahwa Kehidupan di kota dan desa memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Kota menawarkan kemudahan akses ke fasilitas, peluang kerja, dan teknologi, namun seringkali menimbulkan stres dan polusi. Sebaliknya, desa menawarkan kehidupan yang lebih dekat dengan alam, komunitas yang erat, serta ketenangan, meskipun dengan keterbatasan dalam akses fasilitas dan teknologi. Kedua jenis kehidupan ini memiliki nilai positif dan negatif masing-masing, tergantung pada kebutuhan dan preferensi setiap individu. Pilihan antara tinggal di pusat kota atau area pinggiran/pedesaan sangat tergantung pada kebutuhan, preferensi, dan gaya hidup masing-masing individu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI