Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT-RI) ke-74 dinikmati oleh masyarakat bangsa Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.Â
Euforia dalam perayaan ini digelar setiap Tahun mewarnai masyarakat di desa-desa, dengan beragam cara. Mulai dari membuat pernak-penik lampu, bendera, umbul-umbul, patung, gapura untuk dipasang disetiap rumah warga.Â
Selain itu, setiap lomba digelar dalam perayaan ini, seperti panjat pinang, balap karung, pentung pendil, lari dst. Semua itu diracik dalam momentum indah dengan kebersamaan dalam mewujudkan gotong royong.Â
Suasana seperti ini menjadi cita rasa bahwa budaya sebelum bangsa berdiri diwarnai dengan semangat bergotong royong dan pancasila diramu dalam ideologi juga Bhineka Tunggal Ika menjadi semboyan.Â
Indonesia seakan memiliki unifikasi yang utuh sebagai bangsa yang kaya akan ragam budaya, etnik, suku, agama sehingga tidak dimiliki oleh bangsa lain diseluruh Dunia.Â
Kesempatan ini perayaan menjadi refleksi bagi kita dalam mengawal untuk menghadapi tantangan kedepan. Dalam berbagi sektor indonesia telah memasuki era 4.0 yang diawali berkembangnya teknologi sebagai arus global menghendaki untuk dikuasai.Â
Seperti  pidato Presiden Jokowi ketika bicara soal pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk bisa unggul dari bangsa lain. Jokowi menegaskan Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul tapi cinta terhadap negara.
Maka, hal ini menjadi PR yang harus dirumuskan bersama. Semenjak pemerintahan Jokowi-JK dalam pembangunan infrastruktur digenjot dalam rangka untuk menumbuhkan ekonomi ketika akses jalan, tol dibuka maka menjadi mudah dalam pembangunan ekonomi.Â
Sedangkan masa peralihan pada Jokowo- KH. Makruf Amin yang akan menjadi sasaran untuk digenjot Sumber Daya Manusia. Beralih dari pembangunan fisik ke Manusia memakan waktu lama untuk menguatkan dalam membentuk kepribadian untuk mengembangkan potensi. Sasaran yang sebetulnya menjadi target utama haruslah dari anak muda milenial.Â
Bonus demografi indonesia telah mencapai angka yang cukup fantastis ditahun ini. Bisa di lihat di data Badan Pusat Statistik (BPS). Lantas, apa ini menjadi suatu tantangan atau peluang?