Mohon tunggu...
Rifkal ArthaYuda
Rifkal ArthaYuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 keperawatan universitas muhammadiyah kalimantan timur

Aku ingin menulis di kanvas hatimu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kombinasi Filsafat Stoikisme dan Teori Katarsis sebagai Bentuk Implementasi Self Healing

28 Januari 2022   18:05 Diperbarui: 28 Januari 2022   18:08 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Fenomena healing akhir-akhir ini menjadi kata yang popular di kalangan anak muda. Diksi healing sendiri sedang trend di sosial media dan anak-anak mudalah yang menjadi subjek dalam mempropagandakan kata tersebut. Banyak dari pengguna sosial media memopulerkan kata tersebut melalui cuitan status di berbagai platform sosial media di antaranya instagram, twitter, dan juga whatsapp.

Menurut penulis, banyak orang menuliskan kata healing di sosial media hanya untuk mengikuti trend yang sedang ramai di perbincangkan. Padahal jika dilihat lebih dalam dengan seksama dan tempo seutuhnya, mereka yang mempopulerkan kata tersebut sebenarnya tidak tau apa makna sebenarnya dari self healing, mereka menggunakan kata tersebut hanya semata mata agar tidak ketinggalan oleh perkembangan zaman dan yang pastinya sebagai upaya agar tetap menjaga eksistensi di dunia maya. Tetapi di sini penulis akan membuat narasi diskursus kepada mereka yang memang membutuhkan self healing sebagau upaya untuk melapskan ikatan emosional yang menggangu.

Secara terminologi, Makna healing sebenarnya berkaitan dengan kesehatan mental, yang di mana dalam hal ini dapat penulis definisikan healing adalah proses penyembuhan diri dari ketegangan emosional yang bertujuan untuk mendapatkan ketenangan batin serta jiwa. Sebenarnya definisi healing akan berbeda di tiap-tiap orang, semua itu dapat dilandasi dengan berbagai faktor, seperti pengetahuan dan juga pengalaman, tetapi sah-sah saja jika ada perbedaan dalam mengartikan makna dari healing sendiri, dan semua orang mempunyai kedaulatannya masing-masing dalam mengutarakannya.

Menurut penulis, healing menjadi populer karena banyak yang merasa jenuh akan aktivitas sehari-hari yang menguras waktu, tenaga, dan juga pikiran, sehingga dengan pelbagai kesibukan tersebut, akhirnya orang-orang mengalami kelelahan emosional. Kelelahan emosional dapat menimbulkan bermacam-macam respon, mulai dari perasaan sedih, terpuruk, khawatir, cemas, hingga tidak bersemangat menjalani aktivitas. Ketika muncul berbagai masalah tersebut, healing merupakan upaya yang sangat direkomendasikan untuk menyelesaikan perasaan gundah gulana yang menyerang sektor psikologis.

Kesehatan mental adalah aspek yang sangat penting, pasalnya ketika kesehatan mental pada manusia dalam keadaan prima, maka hal tersebut akan menopang untuk kesehatan fisiologis yang lebih baik juga dan aktivitas sehari-hari pun akan lebih maksimal. Upaya implementasi healing pun akan berbeda-beda tiap orang, hal ini dikarenakan penyebab yang berbeda-beda dan yang pastinya membutuhkan penanganan yang berbeda pula.

Ada orang yang melakukan self healing karena disebabkan oleh pekerjaan yang menumpuk sehingga hadirnya kelelahan saat bekerja, di sisi lain, ada pula yang mengalami trauma berat karena adanya luka yang ditinggalkan oleh masa lalu, dan dalam hal ini di perlukan self healing yang lebih intens.

Dalam upaya self healing, banyak sekali intervensi yang dapat dilakukan agar dapat mendapatkan proses penyembuhan yang optimal, dan di sini penulis menawarkan suatu gagasan yaitu kombinasi filsafat stoikisme dan katarsis sebagai bentuk implementasi healing.

1. Filsafat Stoikisme

Filsafat stoikisme merupakan sebuah aliran filsafat yang berasal dari Yunani Kuno, didirikan di kota Athena oleh Zeno dari Citium pada sekitar abad ke-3 Sebelum Masehi. Sejarah dari filsafat stoikisme memang panjang sekali, tetapi di sini penulis akan mencoba meringkaskan agar tetap menjawab dari rumusan masalah yang telah di sampaikan di atas yaitu sebagai bentuk healing. Filsafat stoikisme sangat direkomendasikan untuk mendapatkan keadaan psikologis yang lebih sehat, stoikisme adalah cara hidup yang menekankan dimensi internal manusia. Seorang stoa dapat hidup bahagia karena ia tidak terlalu memikirkan dan terpengaruh oleh hal eksternal yang tidak dapat ia kendalikan.

Stoikisme adalah upaya untuk memfokuskan pada internal diri manusia, ketika segala sesuatu dapat dikendalikan secara penuh yaitu meliputi pikiran kita, pendapat kita, serta tujuan kita. Aliran filsafat ini mengajarkan cara agar tetap tenang ketika menghadapi tekanan ataupun situasi yang sulit, dan fokus utamanya yaitu penguasaan diri. Prinsip dasarnya yaitu seseorang fokus mengendalikan apa yang mampu dikendalikan yang utama yaitu pikiran sendiri, dan apapun yang di luar pikiran seperti perilaku maupun tindakan orang lain merupakan hal eksternal yang tidak dapat dikendalikan.

Seorang yang menganut ajaran stoikisme akan mempunyai prinsip untuk tidak terlalu berekspektasi terhadap pandangan dan penilaian orang lain, karena ketika kita menaruh besar harapan pada orang lain, dan ketika kita tidak mendapatkan hal tersebut maka kekecewaanlah yang akan kita dapatkan. Filsafat stoikisme akan membuat seseorang akan jauh dari kecemasan karena segala pencapaian akan berfokus pada pemikiran internal diri, bukan dari sisi penilaian orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun