Mohon tunggu...
rifda anindya
rifda anindya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Kini merupakan seorang mahasiswa jurusan Sastra Inggris di Universitas Airlangga. Kerap kali menemui dirinya aktif dalam mengabadikan momen-momen yang terjadi di sekitar dengan kamera miliknya, terutama pemandangan alam. Bidang lain yang juga sering mencuri fokusnya adalah penulisan cerita. Kedua hal tersebut masih ditekuninya hingga saat ini, sebab kedepannya Ia ingin bisa menjadi seorang story atau travel writer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Mendampingi Anak Saat Mereka Menggunakan Gadget

25 Juni 2022   17:20 Diperbarui: 25 Juni 2022   17:36 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semenjak pandemi covid-19 merajalela, banyak hal yang berubah di sekitar saya. Salah satunya adalah penggunaan internet atau media online yang lebih marak dibandingkan sebelumnya. Mulai dari komunikasi dengan orang lain, berbelanja, diskusi perihal sekolah maupun kerja, menonton, membaca berita, dan lain sebagainya. Maka tak heran apabila fenomena anak-anak berusia belia telah memiliki HP atau smartphone untuk mereka sendiri ada dimana-mana, sebab mereka membutuhkan gadget untuk bisa melanjutkan sekolah dan berkomunikasi dengan teman-teman mereka. Terlebih lagi jika jam kerja orangtua yang membutuhkan gadget atau device bertubrukan dengan jadwal sekolah sang anak, maka mau tak mau orangtua harus memberikan gadget sendiri untuk anak mereka agar kegiatan sekolah sang anak tidak terhambat.

Fenomena ini membawa beberapa dampak bagi anak, salah satunya adalah mereka memiliki akun di beberapa media sosial yang mungkin saja belum sesuai dengan usia anak. Sebenarnya bukan masalah jika sang anak memiliki media sosial, namun orang dewasa sangat perlu untuk mendampingi dan membimbing sang anak mengenai fungsi dan penggunaan yang baik dan benar suatu media sosial. Ditakutkan apabila mereka terlepas dari pengawasan, konten-konten yang tidak sesuai dengan usia mereka akan menyebabkan mereka menjadi dewasa atau matang terlalu cepat. Anak-anak di usia belia masih perlu untuk memahami dan belajar mengenai etika dan adab serta baik dan buruknya suatu hal agar mereka tidak tersesat selama masa perkembangannya. 

Hal-hal ini mulai saya sadari ketika saya memperhatikan adik saya dan juga beberapa media sosial yang saya miliki. Ketika saya mencoba untuk mendaftarkan akun di beberapa media sosial, saya mulai menyadari bahwa tak semua media sosial aman dari konten dewasa. Awalnya saya sempat kurang setuju dengan sistem yang diterapkan media sosial tersebut, namun setelah melihat rating usia media sosial tersebut di playstore, saya pun sadar bahwa selama ini saya meremehkan rating usia dari suatu platform online. Selama ini saya mengunduh ini dan itu hanya karena platform tersebut sedang marak di kalangan teman-teman saya, namun setelah menyadari pentingnya untuk mengetahui rating usia di platform online, saya mulai berhati-hati dan mengunduh beberapa aplikasi khusus untuk anak di HP adik saya. 

Hal lain yang membuat saya berpikir seperti ini adalah cerita-cerita yang disampaikan oleh adik saya mengenai teman-temannya. Teman-teman seusianya sudah memiliki akun di media sosial yang rating usianya tidak sesuai dengan mereka. Tak sedikit dari mereka yang menyerap berbagai macam kata kasar, umpatan, dan konten tidak baik dari media sosial tersebut. Alhasil, ketika teman-temannya berinteraksi dengan adik saya, kata-kata kasar ataupun umpatan sering diucapkan oleh mereka. Saya mulai khawatir pada adik saya dan berkali-kali menegaskan padanya bahwa kata-kata kasar atau umpatan bukanlah kata yang baik ataupun sopan.

Ada suatu saat dimana sebuah serial drama survival asal Korea Selatan begitu ramai dibicarakan orang-orang karena ceritanya yang menegangkan, menarik, dan plot twist. Sebenarnya saya sendiri tidak menonton serial tersebut, namun beberapa cuplikan dari serial nya lewat di timeline media sosial saya sehingga saya mengerti sebagian dari alur ceritanya. Awalnya saya tak berpikir apa-apa mengenai serial tersebut, sampai pada suatu hari ada sebuah video yang memberi tahu saya bahwa serial tersebut memiliki adegan dewasa. Saya langsung teringat pada beberapa penonton serial drama ini yang masih anak-anak kecil. Tentu saja saya langsung merasa khawatir dan memberi tahu adik saya apa saja yang boleh Ia lihat dan baca, meski Ia sendiri juga tidak melihat serial tersebut namun saya memberi tahu dia bagaimana cara menentukan apa saja yang aman untuk dia konsumsi.

Sampai sekarang pun, saya sengaja untuk tidak membuatkan adik saya akun di media sosial dikarenakan hal-hal yang saya sebutkan tadi. Apabila dia ingin menggunakan media sosial dalam mencari hiburan, saya persilakan dia untuk menggunakan akun saya saja sehingga saya dapat memantau apa saja yang dia lihat atau baca atau ikuti.

Pemberian gadget kepada anak berusia belia bukanlah hal yang buruk, namun dikarenakan gadget saat ini semakin canggih dan teknologi internetnya cepat dalam memberikan informasi, maka anak perlu diberi pendampingan dalam penggunaan gadget masa kini. Sebab tak semua teknologi informasi saat ini aman untuk dikonsumi anak-anak kecil yang masih dalam masa berkembang. Penting bagi orang dewasa untuk memperhatikan rating usia dan konten yng ada do suatu platform online. Bahkan meskipun rating tersebut dibilang aman untuk anak kecil pun, terkadang konten yang tak sesuai pun dapat muncul.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun