Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Orang Tua dengan Tahun Ajaran Baru di Era Kenormalan Baru

25 Juli 2020   23:12 Diperbarui: 25 Juli 2020   23:01 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ajaran baru merupakan sesuatu hal yang paling ditunggu-tunggu dan paling menyenangkan bagi siswa dan orang tua. Setiap tahunnya pada periode tahun ajaran baru, selalu penuh dengan kehirukpikukan para orang tua dan para siswa. Pasar-pasar swalayan ramai dengan anak-anak bangsa yang ingin membeli seragam baru. Ada yang baru mulai memasuki dunia pendidikan yaitu para anak-anak yang baru masuk kelas satu SD, dari SD ke SMP, dan SMP ke SMA.

Setiap terjadinya fenomena tahun ajaran baru, para pedagang selalu kerepotan melayani para orang tua yang berteriak, "Bang, seragam, tas, buku, ini berapa?"Hal ini merupakan suatu kebudayaan dalam pendidikan Indonesia setiap tahunnya. Demi menyabut tahun ajaran baru hal ini merupakan sesuatu yang sangat lazim dan wajib dilakukan para orang tua.

Selain hal tersebut, ada fenomena yang paling unik dari ciri khas tentang pendidikan di Indonesia, ketika telah tiba dipenghujung masa liburan semester dan senin pertama dalam ajaran baru.  Para orang tua disibukkan dengan peralatan anak sekolah yang baru dan para orang tua berbondong-bondong lari di waktu subuh, bahkan sebelum subuh. Bukan untuk olahraga, tetapi untuk berebut bangku, demi anaknya mendapatkan tempat duduk yang diinginkan.

Fenomena-fenomena semua itu merupakan sesuatu yang sangat lazim, tidak aneh lagi dan tidak perlu heran, perihal pendidikan di Indonesia ketika tahun ajaran baru. Namun, berbeda dengan tahun ajaran 2020 ini. Semua itu tidak bisa dirasakan pada tahun 2020 ini. Sekolah ditutup, pasar tidak seramai tahun sebelumnya yang penuh orang tua dan siswa untuk perlengkapan sekolah baru, tidak merasakan bersama teman baru dihari baru sekolah, dan begitu banyak hal yang tidak bisa disebutkan karena tidak bisa dirasakan tahun ajaran baru 2020.

Sudah dua pekan tahun ajaran baru 2020 dilaksanakan. Semua terasa begitu hambar, senyap akan keramaian kelas, tidak ada guru yang menyapa depan pagar dikala pagi, tidak bisa merasakan upacara pertama penyambutan siswa baru. Banyak hal yang tidak bisa dilakukan seperti tahun sebelumnya di tahun ajaran baru 2020 ini, sebab pendemi covid-19 menyerang dunia termasuk Indonesia.

Dalam dua pekan berlangsung tahun ajaran baru 2020, bertepatan juga dengan era kenormalan baru. Semua aspek kembali normal, tetapi sekolah tetap menyajikan kegiatan belajar mengajar dengan tidak tatap muka. Dalam situasi ini orang tua mengalami kedilemaan.

Dilema orang tua dengan tahun ajaran baru di era kenormalan baru, disebabkan hingga akhir bulan Juli belum menemukan titik kepastian dan kejelasan tentang pendidikan siswa ke depannya. Orang tua mengaku cemas, apabila sekolah dibuka kembali dengan belajar tatap muka, orang tua khawatir anak terpapar virus, dan apabila tetap menjalani sekolah dengan belajar dari rumah, orang tua khawatir anak mengalami kemunduran pembelajaran, karena kurangnya pemahaman pembelajaran e-learning.

Permasalahan tersebut menyebabkan pada kedilemaan para orang tua dengan ajaran baru di era kenormalan baru. Para orang tua menginginkan solusi yang terbaik atau jalan tengah yang terbaik dalam hal kesehatan dan pendidikan di situasi saat ini. Karena pendidikan dan kesehatan sangat penting untuk anak. Apabila anak sehat, maka dapat mengikuti pendidikan dengan baik.

Semua harus dipikirkan matang-matang untuk menjawab kedilemaan para orang tua untuk masa depan anak-anaknya. Maka dari itu, dalam keadaan seperti ini, peran orang tua sangatlah penting, jika orang tua ingin anak-anaknya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, paham, dan tidak mengalami disfungsi sistem pendidikan. Di saat seperti ini orang tua memanglah guru sejati bagi anak-anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun