Mohon tunggu...
Putra Bolmut
Putra Bolmut Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makar

17 Juli 2017   03:14 Diperbarui: 17 Juli 2017   11:49 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejenak ada senyum di ujung bibir semua menteri dan pejabat negara yang hadir dalam rapat itu. Kecuali Cahyadi. Ia kehilangan muka.

"Pak Elix tolong diurus yang oposisi. Pak cahyadi coba naikan lagi tawaran ganti ruginya kepada masyarakat Pegagan. Kalau tetap tidak bisa nanti kita bicara" Ucap Presiden menutup rapat hari itu.

Suasana hati Cahyadi masih jungkir balik. Baru kali itu dia dipermalukan di depan banyak orang. Sambil menahan malu dan amarah di hati ia menjawab "Akan saya coba"

Sewaktu di depan Istana Negara, ketika akan naik ke mobilnya, Panglima Zulfi menghampiri Cahyadi. Sang Panglima mencoba berbasa basi menghiburnya. Bahkan beberapa katanya ada isyarat tawaran persekutuan untuk menjungkirkan Elix Mana. Tapi  menurut Cahyadi dirinya adalah taipan besar dan penasehat presiden. Ini negara demokrasi di mana tentara tidak lagi berandil penting. Di samping itu karena kejadian tadi, moodnya sedang tidak bagus. Kepada sang Panglima ia berkata:

"Lebih baik bapak pulang dan perhatikan barak-barak anak buah bapak. Sudah banyak debunya. Tapi…ngomong-ngomong apa iya pasukan yang sehari-hari hanya membersihkan barak punya sesuatu untuk ditawarkan"

Ia menutup pintu mobilnya dan dari dalam melihat raut tidak senang Sang Panglima. Ia tak peduli.

***

Sejak kejadian memalukan itu Cahyadi merencanakan tipu daya atas Elix Mana. Tapi ia tampak tidak melakukan apa-apa selain berbicara di telepon sebentar dan kembali khusyuk bermain catur dengan mimin, salah satu sekuritinya.

Hari pertama ia hanya mengatakan di telpon "Bagaimana?…Deal!"

Ia menutup telepon dan berkata :

"Min… batu catur yang paling bagus untuk menyerang adalah kuda. Langkahnya tak terduga. Skak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun