Mohon tunggu...
Rieska Utami
Rieska Utami Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

penyuka sepi dan penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Keluar dari Pusaran Hedonisme

7 Oktober 2019   23:10 Diperbarui: 8 Oktober 2019   12:43 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: stream.org

Misalnya Anda menginginkan ramen yang harganya mahal, padahal dengan ramen yang Anda buat sendiri pun tentunya pasti akan mengenyangkan Anda. 

Juga dengan gerai-gerai kopi yang menjual kisaran kopi yang cukup mahal, Anda bisa menggantinya dengan membeli harga kopi yang lebih murah tetapi hal ini akan terasa sulit karena sebenarnya yang kita butuhkan bukan hanya kopinya tetapi kebutuhan eksis di media sosial dan kenyamanan yang ditawarkan di gerai-gerai kopi tersebut.

Berempati pada Orang yang Tidak Mampu
Apakah pernah terlintas dalam pikiran Anda bahwa tidak semua orang bisa bahagia seperti Anda? Rezeki setiap orang berbeda, di antara mereka ada yang dikaruniai rezeki yang berlimpah, rezeki yang cukup, ataupun rezeki pas-pasan yang bisa mencukupi kebutuhan harian saja sudah cukup. 

Maka dari itu, ketika dalam pikiran Anda terlintas untuk melakukan apa saja yang Anda mau, membelikan apa yang Anda inginkan, setidaknya terlintas bahwa di luar sana masih banyak orang yang lebih membutuhkan uang Anda daripada Anda habiskan untuk menyenangkan diri Anda sendiri. 

Oleh karena itu, ketika Anda berempati pada orang yang kurang mampu akan membantu Anda untuk keluar dari gaya hidup hedonisme ini.

Memang perilaku hedonisme ini tergantung dari individu masing-masing dan hal yang melatarbelakangi perilaku hedonisme ini pun beragam. Pada intinya adalah bagaimana cara kita mengendalikan diri dari godaan-godaan pikiran dalam membahagiakan diri sendiri. 

Maka dari itu, selalu tuliskan apa yang benar-benar Anda butuhkan dan hal apa yang ingin Anda raih sehingga Anda dapat merencanakan kehidupan dengan baik tanpa harus terjerumus dalam gaya hidup hedonisme.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun