Mohon tunggu...
Raden Rezha
Raden Rezha Mohon Tunggu... Koki - Seorang penikmat tulisan belaka

Nenek moyangku seorang pelaut begitu juga aku..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelayanan di Negeri Kita yang Masih 'Krazy'

20 Mei 2019   15:29 Diperbarui: 20 Mei 2019   16:00 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernahkah anda pada suatu waktu membutuhkan pelayanan ataupun keadaan yang mengharuskan anda mengeluarkan biaya tak terduga alias pelicin?  Jika anda pernah, anda tidak sendiri masih banyak rakyat Indonesia yang merasakan hal yang sama.

Apa lacur kita seperti menghadapi buah simalakama, mau cepat harus keluar biaya bila mau sabar harus menunggu lama dan begitu seterusnya istilahnya money talk. Memang uang tidak bisa membeli kebahagian tapi di manakah hidup saat ini yang tidak pakai uang? Semua membutuhkan uang petani butuh uang untuk beli pestisida dan lain - lain. Mahasiswa butuh uang untuk skripsi dll. Dan begitu juga untuk profesi lainnya.

Pada zaman ini di mana orang ingin terlihat lebih wah dibanding orang lain. Kekuatan uanglah yang berbicara. Di mana ada uang di situ ada jalan. Tentu saya tidak mengeneralisasi situasi yang ada tapi kenyataannya masih banyak diantara kita yang ingin mendapatkan kemudahan melalui jalur cepat alias pakai pelicin.

Sebagai contoh saja bila anda memakai BPJS pelayanan apa yang ada dapatkan dibanding dengan yang tidak pakai. Di sebuah rumah sakit daerah yang dimiliki pemerintah yang seharusnya melayani publik tanpa memandang strata yang ada terjadi percaloan ruangan, banyak yang menawarkan jalur cepat dan kebanyakan dari kita mengiyakan juga karena didasari kekurang sabaran kita. 

Hampir semua orang di dunia ingin mendapatkan pelayanan terbaik namun yang  kita dapat ialah membengkaknya biaya ini itu yang seharusnya sudah bisa ditanggulangi pengeluarannya. Apa daya masyarakat menengah ke bawah yang tiap harinya mesti berusaha lebih keras untuk mendapatkan uang namun uang itu berujung di rumah sakit dan di tangan yang salah.

Dan begitu seterusnya lingkar setan di dalam birokrasi kita sampai kapan kita harus bersabar......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun