Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ternyata Jokowi Berbakat Jadi Pemain Drama

16 Januari 2015   23:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:59 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo : Ben Josua (cdn.klimg.com)

Seharusnya dengan adanya kasus BG yang selama seminggu terakhir ini jadi topik pembicaraan, menjadikan sebuah kesempatan manis bagi rakyat Indonesia sadar untuk berbangga mempunyai Presiden  Jokowi.  Jokowi telah membuat perbedaan yang nyata dengan presiden-presiden sebelumnya yang menjadikan diri kita bangga memiliki presiden seperti dia. Jika Mega berbakat sebagai presiden yang mahir memainkan pantomim. Hal ini dapat dilihat dari cara kerjanya yang tak banyak bicara tetapi lebih banyak bekerja. Hasilnya cukup menakjubkan banyak aset negara yang dia jual. Lain lagi dengan SBY yang acapkali menunjukan aksi dramanya selama dia memimpin negeri ini. Disamping itu dia dikenal sebagai pemimpin yang merangkap sebagai pencipta lagu. Sudah puluhan lagu dia ciptakan sekedar untuk gaya-gayaan tanpa menghasilkan hits.

Jokowi sangat berbeda dengan Mega dan SBY. Hal yang menjadikan Jokowi berbeda karena sifat Mega dan SBY ada dalam jiwa Jokowi. Artinya Jokowi bisa bermain pantomim untuk kasus tertentu, namun pada kasus lainnya dia bisa bermain drama. Pantomim dilakukan Jokowi sewaktu dia jadi Gubernur DKI Jakarta dengan turun ke got-got, masuk ke pasar-pasar tradisional. Setelah jadi presiden, Jokowi jarang melakukannya. Terakhir kali Jokowi melakukan Pantomim saat dia naik ke menara mercusuar di Laut China Selatan. Sebaliknya justru di masa dia menikmati bulan madunya sebagai presiden lebih banyak dia memainkan drama. Ini luar biasa, dalam tempo 6 bulan terakhir ini, Jokowi telah memainkan drama yang tak kalah heroiknya, seakan-akan mampu mengalahkan  aksi drama SBY pada dua periode kepemimpinanya.

Drama yang dimainkan Jokowi benar-benar cantik. Semua orang terkesima, terutama para kompasioner Jokowilovers kagum dan bangga apa yang dilakukan idolanya, karena sang idola telah memuaskan dirinya akan hiburan sensasi politik yang bermutu dan berbeda daripada prilaku politik yang dilakukan oleh presiden sebelumnya. Berikut ini, drama-drama yang telah dimainkan Jokowi, yakni ;


  1. Drama pertama yang dimainkan Jokowi ketika  kabinet diumumkan. Ternyata hasilnya diluar perkiraan banyak orang. Sebelum kabinet terbentuk,  Jokowi berkoar akan membentuk kabinet ramping dan tidak transaksional maka atas dasar itulah Jokowi berjanji akan mengupayakan banyaknya  profesional yang mengisi jabatan menteri.  Diluar dugaan, Jokowi melanggar janjinya ternyata jumlah menteri yang berasal dari partai dan profesional sama banyaknya. Tak pelak lagi anggapan semua orang menganggap Jokowi membentuk kabinet transaksional. Lalu dimana hebatnya dari drama ini, yakni ; Jokowi menyebut menteri dari partai disebut professinal partai. Drama lainnya ketika Jokowi menyebut alasannya kenapa kabinet gemuk, Jokowi mengatakan "Masa Malaysia saja negara kecil lebih banyak menteri dari kita yang jumlah penduduknya banyak"
  2. Drama kedua yang dimainkan Jokowi ketika dia mengeluarkan kartu-kartu saktinya. Kartu-kartu sakti tersebut adalah program kampanyenya. Fungsinya tidak jelas karena bertumpang tindih dengan kartu BPJS yang sudah ada.  Jokowi mengeluarkan kartu-kartu tersebut tanpa landasan hukumnya. Dimana letak dramanya. Jokowi dan pembantu-pembantunya telah bersepakat untuk memberikan keterangan yang berbeda jika ditanya oleh wartawan tentang status hukum dan darimana sumber pendanaannya.
  3. Kemudian Drama Ketiga yang tak kalah hebohnya ketika saat harga minyak dunia turun, Jokowi malah menaikan BBM. Ini kan lucu. Kaum neolib pendukung Jokowi segala cara membela kebijakan Jokowi dengan mengatakan langkah Jokowi sudah tepat. Langkah Jokowi sudah tepat, seorang Mahasiswa Makassar telah jadi korban akibat protes kenaikan BBM. Dia tidak mungkin menjadi korban jika Jokowi dua bulan kemudian akan menurunkan BBM. Alasan yang dipakai karena harga minyak dunia turun. Dan rencananya di bulan Januari minggu ketiga Jokowi akan menurunkan lagi. Dimana letak dramanya? Disebutkan sekarang ini Jokowi lagi ngejar-ngejar distributor dan pengusaha angkutan agar mau menurunkan harga dan ongkos angkutan.  Ini sesuatu yang aneh dilakukan Jokowi, Mana mau distributor dan pengusaha angkutan menurunkan harga dan ongkos. Yang jelas mereka berterima kasih kepada Jokowi karena aksi dramanya sedikit banyak memperkaya dirinya. Drama lain yang tak kalah seremnya, yakni sesungguhnya Jokowi telah mencabut subsidi premium. Jadi harga sekarang murah itu karena harga minyak dunia turun, ketika harga minyak dunia naik, BBM pun naik. Akhirnya rakyat kecil kena jebakan batman Jokowi.
  4. Dan yang terakhir yang masih hangat-hangatnya, yakni pada proses pemilihan BG sebagai calon tunggal Kapolri. Jokowi memilih BG tidak mau melibatkan KPK/PPATK karena sudah tahu BG tidak bersih dimata KPK/PPATK. Jokowi pun lari cari altenatif lain melalui Kompolnas, Jokowi memperoleh informasi bahwa BG adalah tepat dipilih jadi Kapolri. Dengan penuh keyakinan Jokowi tetap mengusulkan BG, tetapi belum sempat diuji oleh DPR. KPK sudah menyatakan BG tersangka. Bingunglah Jokowi, namun tidak berhenti disitu, kebingungan Jokowi makin bertambah ketika DPR menyetujuinya. Dimana letak dramanya? Menyetujui dan tidak menyetujui sama-sama bunuh diri, terkecuali Jokowi memohon-mohon agar BG mau mengundurkan diri dari pencalonannya.

Aksi Jokowi memainkan drama tidak kalah dengan Roy Marten. Masih ada kesempatan untuk Jokowi mengasahnya waktu 5 tahun cukup belajar akting yang lebih bermutu dan profesional. Terlepas dari segala permasalahan penampilan drama yang dihadapi Jokowi. Kita mesti bersyukur, karena bagaimana pun Jokowi telah memberi dampak positif, yakni daya melek politik orang Indonesia kian meningkat. Terima kasih Jokowi, kami, rakyat Indonesia akan selalu menunggu aksi-aksi dramamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun