Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Bola

Olympique Marseille Mengubur Impian Perancis

17 Mei 2018   11:50 Diperbarui: 17 Mei 2018   11:54 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar (kfootball.org)

Olympique Marseille harus mengubur impiannya menjadi tim Perancis pertama meraih juara Liga Europa setelah dikalahkan Atletico Madrid, 0-3 pada final Liga Europa 2017-2018 yang berlangsung di Groupama Stadium, Lyon, (17/5/2018) dini hari WIB.

Tiga gol yang dipungut oleh kiper Steve Mandanda datang dari bintang lapangan, asal Perancis Antoine Griezmann pada babak pertama di menit 21', lalu kembali digenapkannya  pada babak kedua di menit 49'.  Satu gol lagi dicetak oleh Gabi pada menit injury time, 89'.

Kegagalan  OM di Liga Europa musim ini seakan mengulang dua kegagalan sebelumnya, yakni pada tahun 1999, kala ditekuk Parma 0-3, dan di 2004 giliran tim Spanyol lainnya, Valencia membungkamnya 0-2. Sementara  bagi Atletico, raihan juara kali ini adalah kali ketiga setelah menjadi juara pada 2010 dan 2012.

Kekalahan OM pada final kali ini lebih disebabkan mereka tidak bisa bermain efektif meskipun mampu menguasai 54 persen penguasaan bola. Dari 10 peluang tembakan bola yang mengarah ke gawang, tak ada satu pun gol tercipta. Sangat berbeda dengan  Atletico, meski hanya punya  tujuh peluang tembakan bola. Tiga diantaranya yang membuahkan gol.

Gol pertama Griezman masuk ke gawang OM terjadi pada menit 21' sebagai akibat dari kelengahan  Andr Zambo Anguissa saat gagal memanfaatkan aliran bola dari kiper Steve Mandanda. Gabi Fernandez sebaliknya yang berhasil memanfaatkan bola, lantas mengirimkan ke Griezmann yang berdiri bebas. Tanpa perlu berpikir panjang, Griezman mencetak bola dengan terukur masuk ke sudut kanan gawang.

Kemasukan satu gol membuat OM menaikan tensi permainan. Upaya tersebut berhasil. Tidak ada gol tambahan di babak pertama. Tapi keberhasilan tesebut harus dibayar mahal sebab di menit ke-33, pemain andalan mereka, Dmitri Payet harus lempar handuk alias mengakhiri laga lebih cepat akibat cedera.

Cederanya Dmitri Payet rupanya mempengaruhi kualitas permainan OM. Terbukti pada babak kedua, OM bermain tanpa memberi banyak perlawanan, akibatnya empat menit babak kedua sejak kick off, gol kedua Atletico  tercipta melalui cungkilan Griezman dari hasil umpan Koke. Sebelum bola tersebut dicungkil, terlebih dahulu Griezmann menggiring bola hingga berhadapan dengan Mandanda. Mandanda hanya terpelongo karena tidak mampu diantisipasi.

Peluang OM untuk memenangkan juara Liga Europa makin tipis, apalagi setelah unggul dua gol, Atletico Madrid tidak mengurangi serangan. Sementara OM sendiri hanya mengandalkan  serangan balik, serta sambil berharap adanya kesalahan-kesalahan umpan para pemain Atletico. Apa yang diharapkan hanya akan jadi mimpi buruk buat OM. Justru yang terjadi Atletico Madrid berhasil memukul mundur perlawanan Marseille dengan terjadinya gol ketiga dari sepakan lurus Gabi Fernandez di menit 89'.

 Kekalahan OM akhirnya harus diakui, bahwa apa yang menjadi penyebabnya, adalah OM tidak memiliki pengalaman bermain di final dalam tensi tinggi pada masa 10 tahun terakhir. Berbeda dengan Atletico. Tahun 2010 dan 2012 adalah juara, sementara di 2014 dan 2016 adalah runner up Liga Champions. Setelah kalah, tugas OM tentu berpikir dan bertanya lagi "Sampai Menunggu Kapan Klub-klub Perancis bisa meraih Liga Europa"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun