Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Faktor Kemenangan Home United dan Kekalahan Persija

16 Mei 2018   12:42 Diperbarui: 16 Mei 2018   13:12 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak disangka Home United, klub sepakbola bentukan polisi Singapura, mampu menjungkalkan salah satu tim terkuat dan kandidat juara Liga 1 Indonesia, Persija dengan skor yang cukup meyakinkan 3-1. Persija pun gagal melaju ke babak selanjutnya, karena kalah aggregat 3-6. Bagi Home United hasil skor 3-1 di luar ekspetasinya, karena harapan sebelumnya hanya berharap mempertahankan skor pada leg 1, atau pun berharap mencuri satu gol sambil berharap Persija bermain buruk di kandang guna memuluskan rencananya melaju ke final Zona ASEAN Piala AFC 2018

Sebaliknya bagi Persija kekalahan telak 1-3 bisa dikatakan aib bagi skuad pemain Persija dan pelatihnya, Stefano Cugurra. Hasil tersebut diluar dugaan, karena publik dan pengamat sepak bola di Indonesia sudah terlanjur memprediksi Persija bisa lolos ke Final Zona ASEAN Piala AFC 2018, dengan cukup meraih skor 1-0. Alih-alih skor yang diharapkan tidak muncul, justru sebaliknya tim lawan malah mampu menjaringkan tiga gol, salah satunya lewat titik penalti.

Kegagalan Persija di ajang AFC Cup menjadikan Persipura masih menjadi yang terbaik, karena baik Persija maupun klub sepakbola Indonesia lainnya gagal melampaui atau paling tidak sama dengan  prestasi Persipura di 2014 yang melaju di semifinal zona AFC Cup. Home United sendiri bagi Persipura adalah klub kuat. Persipura pernah bertemu di ajang penyisihan AFC Cup 2014. 

Saat itu dikandang sendiri kalah 0-2, sementara saat tandang hanya bermain seri. Beruntungnya hasil minim Persipura melawan Home United tidak mempengaruhi hasil-hasil yang lainnya. Satu per satu klub-klub kuat dari Churchil Brothers S.C (India), New Radiant (Maladewa), Yangon United (Myanmar), hingga Al-Kuwait (Kuwait) berhasil dirontokkan, hingga dapat melaju ke babak semifinal AFC Cup. Sayangnya di babak semifinal, laju Persipura terhenti kalah aggregat 2-10 (0-6), (2-4) oleh Al-Qadsia,Kuwait.

Home United mungkin tidak sehebat Persipura yang pernah lolos ke semifinal AFC Cup, tetapi jelas tim ini tidak disebut juga sebagai klub kacangan karena terbukti dulu tim hebat sekelas Persipura pun belum pernah menang, Dan sekarang lebih miris lagi, Persija yang digadang-gadang bakal lolos di final AFC zona ASEAN dibuat bertekuk lutut, harus kalah dua kali. 

Apalagi Kekalahan pada leg 2 sangat menyakitkan sekaligus memalukan. Apa tidak bisa disebut memalukan; bermain di Gelora Bung Karno (GBK), stadion terbesar di Asia Tenggara, disaksikan oleh sebagian besar pendukungnya, selain itu skuad Persija yang bermain dihuni empat pemain asing ditambah pelatih asing. Apalagi yang kurang dari Persija. Semua modal terpenuhi. Hal lain keuntungan dari Persija diberikan waktu istirahat panjang pada leg 1, 12 hari, sementara leg 2, 2 hari.

Kekalahan Persija atas Home United disebabkan Home United bermain effisien dan efektif. Secara effisien mereka tidak terlalu bermain ngotot, walaupun penguasaan bola 60 % dikuasai oleh Persija, namun demikian secara effektif, mereka mampu memotong aliran-aliran bola dari area tengah dan depan Persija.

Sementara kedua sayap lincah Persija pun, Riko dan Novi, meski mampu melepaskan bola ke arah Marco Simic tetapi goal getter asal Kroasia seringkali  menemui gagal memanfaatkan headingnya karena begitu ketatnya penjagaan dua bek Home United. Situasi yang tidak menguntungkan tersebut, membuat ekspresi wajah Simic kelihatan frustasi.

Tentu tidak hanya Simic yang frustasi, tetapi hampir semua pemain, pelatih, maupun pendukung Persija nampak tegang. Ketegangan sebenarnya dimulai terjadi pada menit ke 1' saat gol pertama Home United yang diciptakan Shahril Ishak.  

Gol tersebut murni kesalahan kiper Rizky Darmawan. Kalau kiper yang sudah pengalaman, saat  bola tendangan keras dari Muhammad Fazli harusnya ditinju, bukan ditangkap. Ditangkap pasti mental. Saat mental itulah, dimanfaatkan oleh Shahril Ishak, hingga terjadinya gol pertama buat Home United.

Kesalahan Rizky kedua pun terulang pada saat pinalti. Rizky memang mampu membaca arah bola. Sayangnya Rizky kembali menangkap bola bukan meninju hasil tendangan keras mantan pemain Persib. Gol kedua pun terjadi setelah 7 menit dari gol penyeimbang yang dicetak Simic.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun