Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saatnya Liverpool Juara Liga Champions Musim Ini

26 April 2018   10:20 Diperbarui: 26 April 2018   13:16 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan Kemenangan Liverpool (Telegraph.UK)

Perhelatan Liga Champions 2018 Leg 1 telah digelar. Dari keempat semifinalis hanya Liverpool yang bermain cemerlang dengan meyakinkan membungkam AS Roma 5-2. Liverpool hanya tinggal membutuhkan seri di Leg 2 guna memuluskan melaju ke final.

Aktor yang menjadikan Liverpool bermain cemerlang adalah Mohammad Salah. Pemain berpaspor Mesir menyumbang dua gol, yakni pada menit 36  melalui sepakan kaki kirinya hingga bola melesat melengkung ke sudut gawang yang tak bisa dijangkau kiper Roma. Satu gol lagi dicetak pada menit 45 melalui aksi solo run dari tengah lapangan. Dua pemain belakang  Roma mencoba menghadang, tapi dengan lihai, Salah bisa mengecoh hingga gol kedua pun tercipta.

Kalau di babak pertama, Salah menyumbangkan dua gol. Di babak kedua, Salah memberi dua assis. Pertama, di menit ke-56, Salah lolos dan melakukan penetrasi dari sisi kanan pertahanan Roma, lalu melepaskan bola ke samping. Sadio Mane datang pada waktu yang tepat dan terjadilah gol. Assis kedua Salah, skenarionya hampir sama dengan yang pertama. Hanya saja kini giliran Firmino yang mencetak gol pada menit ke-61.

Satu gol lagi dicetak oleh Firmino pada menit ke-68 melengkapi kemenangan 5-0 sepanjang 70 menit pertama.  Sayangnya kemenangan 5-0 tidak bisa dipertahankan. Roma  berhasil mengkoleksi tabungan dua gol tandang, masing-masing pada menit ke-81 melalui tembakan terukur Edin Dzeko, dan satu lagi melalui Diego Perotti dari hadiah pinalti pada menit 87.

Langkah Liverpool ke final semakin mudah, asalkan pada Leg 2 nanti  tetap mempertahankan pola permainan terbaiknya seperti pada Leg 1dan syarat lainnya adalah  jangan sampai lengah bermain, sebab  bisa saja Roma memanfaatkan detail-detail celah kesalahan Liverpool. Apa yang terjadi sekenario Roma pada Barcelona  jangan sampai terjadi pada Liverpool.  

Bila sampai lolos melewati Roma dan melaju ke final. LC kali ini adalah final ke-7. Dari 7 kali melaju ke final, 5 kali juara, yakni  1977, 1978, 1981, 1984 dan 2005. Liverpool hanya gagal di tahun 1985 dan 2007. Di lihat dari antara selisih  juara dan runner up, tampaknya Liverpool memiliki trend positif memungkinkan menambah koleksi gelar LC musim ini.

Terkait calon lawan yang dihadapi. Baik Madrid maupun Munchen bagi Liverpool tidak gentar, siap menghadapinya. Melawan Madrid, Liverpool punya pengalaman menekuknya pada final LC edisi 1981. Andai final melawan Madrid akan menjadi pengalaman yang menarik buat Liverpool. Liverpool akan punya dua misi, yakni berusaha menggagalkan Madrid melakukan balas dendam, lalu misi yang lainnya menjegal ambisi Madrid mencetak hattrick LC di era modern.

Sementara bila melawan Munchen adalah pengalaman pertama bertemu di final. Munchen adalah tim kuat yang punya tradisi juara di LC. Namun Liverpool yakin akan mampu mengalahkannya. Liverpool berharap dapat tuah dari dua tim Inggris lainnya yang pernah  mengalahkan Munchen, yakni MU di tahun 1999 dan Chelsea di 2012.

Punya bekal tradisi juara. Ditunjang pelatih yang handal dan para pemain yang mumpuni, salah satunya Mohammad Salah yang hingga saat ini sudah mencetak 43 gol di berbagai ajang kompetisi. Maka sudah selayaknya tidak perlu diragukan lagi, saatnya  Liverpool juara di LC musim ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun